Macam-Macam Cara Perbanyakan Kentang
Umumnya petani menanam kentang di dataran tinggi hal ini karena kentang memang cocok tumbuh pada daerah ketinggian, ketinggian daerah yang baik untuk pertumbuhan kentang adalah kisaran 1000 – 2000 meter dari permukaan laut, dengan suhu 14 – 22 derajat celcius, dan kentang akan tumbuh dengan baik jika curah hujan berada pada 1000 – 15000.
Perihal menanam kentang di dataran tinggi ini sudah pernah kita bahas pada artikel sebelumnya, bagi sahabat yang ingin mengetahui lebih lanjut silahkan ikuti link artikel kami dibawah ini
Sekarang kita membahas tentang cara memperbanyak kentang, dalam memenuhi kebutuhan pengadaan akan bibit kentang dalam jumlah banyak dan dalam waktu yang singkat atau dalam menunjang perbanyakan bibit kentang bagi pelepasan varietas baru, dilakukan perbanyakan secara cepat.
(Budidaya kentang, Foto : Balitsa) |
Dengan perbanyakan secara cepat ratio perbanyakan menjadi 1:40 sampai dengan 1 berbanding beberapa ribu stek tiap tahun, dimana setiap stek dapat menghasilkan 5 umbi atau bahkan lebih. Hal ini tentu saja sangat besar perbedaannya bila dibandingkan dengan perbanyakan bibit secara tradisonal dimana perbanyakan kentang dilakukan melalui umbi, satu umbi hanya menghasilkan 3 sampai dengan 15 umbi bibit.
Dalam perbanyakan bibit kentang secara cepat memerlukan tenaga yang intensif di samping alat –alat khusus dan fasilitas tertentu, seperti rumah kaca yang bebas dari serangga. Namun demikian fasilitas ini sebenarnya dapat dibuat secara praktis sederhana dan dapat disesuaikan dengan kondisi setempat dengan menggunakan bahan-bahan yang tersedia. Perbanyakan secara cepat dapat meningkatkan harga bibit tetapi dengan produksi yang lebih besar, cara ini dapat menekan peningkatan harga tersebut, cara ini selain dapat mengurangi jumlah daur perbanyakan serta juga dapat meningkatkan kesehatan bibit.
Berikut cara perbanyakan umbi kentang yang bisa dilakukan :
Stek Tunas Umbi
Tunas-tunas diambil dari umbi-umbi yang telah diseleksi, kemudian tunas dipotong-potong menjadi beberapa bagian dengan satu buku atau lebih pada setiap potongannya. Potongan ini ditumbuhkan atau diakarkan pada medium pasir halus dengan diameter lebih kecil dari 1 mm. Setelah potongan-potongan tunas tumbuh dengan baik dapat dipindahkan ke rumah sere atau ke lapangan.
Umbi yang disimpan di tempat gelap akan menghasilkan tunas-tunas yang panjang dan berwarna pucat sehingga lebih mudah dilakukan pemotongan. Sedangkan umbi yang disimpan di tempat terang menghasilkan tunas yang pendek dan berwarna hijau sehingga sulit dalam melakukan pemotongan, walaupun tunas yang panjang dan berwarna pucat mudah untuk dipotong, tetapi stek yang berasal dari tunas yang berwarna pucat kadang-kadang sulit berakar, untuk mendapatkan tunas yang lebih mudah dipotong dan mempunyai kemampuan berakar yang cukup baik dilakukan penyimpanan umbi beberapa hari di kamar gelap dan beberapa hari di tempat terang.
Jumlah stek tunas dapat ditingkatkan dengan jalan merangsang pertumbuhan tunas lateral. Caranya yaitu dengan memotong ujung tunas ketika panjangnya mencapi 2 atau 3 cm kemudian dicelupkan umbi tersebut pada larutan asam gibberelat 1 atau 2 ppm. Besarnya pertambahan jumlah stek dengan jalan stimulasi ini tergantung pada panjangnya pertumbuhan tunas lateral, besarnya stek asal dan kemampuan stek yang kecil untuk berakar.
Stek Buku Tunggal
Stek ini diambil dari tanaman muda yang berasal dari stek tunas ataupun stek muda yang berasal dari umbi kecil (kurang dari 10 gram). Tanaman yang telah mempunyai 5 sampai 6 daun dipotong, dan ditinggalkan satu daun yang besar pada bagian bawah tanaman supaya terjadi pertumbuhan tunas kembali dari tanaman tersebut. Dua sampai sepuluh kali pengambilan stek dapat dilakukan dengan tetap meninggalkan daun baru yang tua pada setiap pengambilan stek. Setiap batang dipotong-potong menjadi beberapa bagian, setiap bagian harus mempunyai buku dan daun. Tanamkan potongan-potongan dipindahkan ke lapangan maupun digunakan sebagai induk untuk perbanyakan berikutnya. Hama dan penyakit yang bukan tular umbi umumnya dapat dihindari dengan cara ini, kecuali bila terjadi kontaminasi. Setiap stek buku tunggal dapat menghasilkan sampai dengan 500 gram umbi setiap tanaman di lapangan.
Stek Batang
Stek batang digunakan secara luas dalam memproduksi bibit dasar. Keuntungan utama dari cara ini ialah dapat menghindari hama dan penyakit tular tanah, karena stek ini memisahkan hubungan antara umbi dengan tanah. Satu umbi dapat menghasilkan 20 sampai 60 stek, dimana setiap steknya dapat menghasilkan 0,5 sampai 1 kg umbi bila ditanam di lapangan.
Tanaman induk yang telah mencapai tinggi 20 sampai 30 cm dipotong ujung-ujung batangnya untuk merangsang pertumbuhan tunas lateral. Tunas-tunas inilah yang dipakai untuk stek tunas dan dipotong bila panjangnya telah mencapai 10 sampai 15 cm, tunas-tunas ini kemudian diakarkan pada medium pasir kasar (diameter 0,5 sampai 2 mm) atau pada kompos yang telah dicampur dengan tanah dengan perbandingan 3 untuk kompos dan 2 untuk tanah. Jarak tanamnya 5 x 5 cm.
Lamanya pengakaran tergantung dari kondisi setempat tetapi umumnya memakan waktu 15 hari. Stek yang telah berakar ditanam di rumah kasa (Screen house) atau di lapangan untuk produksi bibit.
Stek Buku Daun
Stek buku daun dapat dilakukan pada setiap varietas tanaman kentang. Stek buku daun dilakukan untuk produksi umbi ukuran kecil yang akan digunakan sebagai bibit. Batang yang hampir mendekati tua dan belum tumbuh pada ketiak daunnya merupakan batang yang tepat untuk digunakan stek buku daun. Batang tersebut kemudian dipotong-potong dimana setiap potongan mempunyai satu buku dan daun, kemduian stek ini ditanam pada medium dan daunnya dibiarkan berada di atas permukaan medium. Setelah 4 sampai 6 minggu akan berbentuk umbi kecil pada ketiak daun. Umbi-umbi kecil tersebut berdiameter 0,5 sampai 1 cm, dipanen setelah daun-daunnya mati. Pertambahan nisbah hasil tergantung dari berapa banyak yang dapat dipakai untuk stek, satu tanaman dapat menghasilkan 100 sampai 120 umbi. Bila umbi kecil ini ditanam di lapangan maka dapat menghasilkan umbi-umbian normal sebanyak 0,5 sampai 1 kg.
Umbi-umbi kecil hasil dari stek buku daun mudah sekali menyusut sehingga kadang-kadang masa dormansi umbi tidak dapat dipercahkan sehingga mengurangi jumlah bibit umbi kecil. Masalah masa dormansi ini dapat dipecahkan dengan cara menyimpannya pada lemari pendingin dengan temperatur 4°C dimana cara ini merupakan cara yang lebih baik bila dibandingkan dengan penggunaan zat-zat kimia.
Kultur Jaringan pada Tanaman Kentang
Kultur jaringan pada tanaman kentang dikembangkan untuk menghasilkan tanaman dalam jumlah banyak dan bebas virus, juga digunakan dalam penyimpanan materi plasma nutfah.
Jaringan yang diambil untuk kultur jaringan pada tanaman kentang ialah bagian meristem dimana sel-selnya aktif membelah. Meristem ini dapat diambil dari bagian tunas ujung, tunas ketiak maupun tunas umbi. Tunas dapat diambil langsung dari tanaman kentang sepanjang kira-kira 2 cm, kemudian disterilkan dan dibilas aquadest. Pengambilan meristem dilakukan di dalam transfer box di bawah mikroskop stereo dengan pembesaran 25-40 kali. Setelah meristem dipotong, langsung ditanam ke dalam test tube atau botol kecil 10 cc, baik yang berisi media padat maupun media cair dengan sumbatan kertas saring atau kapas, atau juga sumbat gabus.
Media yang digunakan ialah media Murashige & Skoog (1962) dilengkapi dengan 0,25 ml/l Benzyl Amino Purine, 0,5 mg/l Gibberillic Acid, 3% Sucrose dan 0,6% agar, pH media dibuat 5,6. Setelah dimasukkan ke dalam test tube dan ditutup kapas, disterilkan dalam autoclave pada tanaman 15 psi dengan temperatur 121°C selama 15 menit.
Kultur diinkubasikan pada ruangan dengan temperatur 24°C sampai 27°C, kelembaban 80% dan lamanya penyinaran 14 jam per hari yang berasal dari lampu TL 40 watt. Sub kultur dapat dilakukan 3-4 minggu kemudian tergantung temperatur 121°C selama 15 menit.
Pengujian virus dapat dilakukan pada plantet dan meristem kultur maupun tuberlet yang sudah diperbanyak dengan melalui uji serologi (Elisa test, latex test, dsb), tanaman indikator maupun mikroskop elektron. Bibit atau plantlet yang bebas virus tetap dipertahankan untuk perbanyakan berikutnya.
Bila jaringan menghasilkan plantlet yang bebas virus, plantlet tersebut dapat diperbanyak baik dengan perbanyakan tunas maupun dengan stek buku tunggal. Plantlet dengan buku yang masih pendek dapat diperbanyak pada medium padat, setelah panjang baru diperbanyak dalam medium cair. Pengerjaan dilakukan di transfer box dengan alat dan cara sama dengan kultur jaringan hanya disini pemotongan dilakukan tiap buku, tepat di atas tunas ketiak daun.
Biasanya sudah siap diperbanyak kembali in-vitro setelah 3-4 minggu. Dari satu plantlet dapat menghasilkan 4-5 stek untuk membentuk plantlet berikutnya.
Cara detail tentang teknik perbanyakan kentang diatas akan kita bahas dalam artikel berikutnya, semoga bermanfaat.
Sumber pustaka
Duriat, A.S. 1984. Deteksi penyakit virus pada kentang. Kumpulan Makalah Latihan Teknik Pembibitan Kentang. Balai Penelitian Hortikultura Lembang. 5 p.
Oldman, R.L. 1985. A compilation of climatological data Compiled by Division of Agroclimatology. Research Institute for Food Crops Departement of Plant Physiology, Bogor.
Azirin , A.A. 1984. Program Balai Penelitian Hortikultura Lembang dalam Pelita IV. Publikasi Balai Penelitian Hortikultura Lembang.
Goodwin, P.B., Y.C. Kim, T. Adisarwanto. 1980. Propagation of potato by shoot tip culture. I shoot multiplication. Potato Res. 23.
Harris, P.M. 1978. The potato crop the scientific basis for improvement. Chapman & Hall, London.
Hidayat, I. 1983. Percobaan pendahuluan pengujian beberapa media kultur meristem kentang. Laporan Penelitian. Balai Penelitian Hortikultura Lembang.
Sunaryono, Hendro. 1981. Pengantar pengetahuan dasar hortikultura II. Penerbit C.V. Sinar Baru, Bandung.
No comments