• Breaking News

    Hama Dan Penyakit Utama Pada Tanaman Kubis Dan Pengendaliannya

    Kubis atau dalam bahasa latin disebut juga dengan Brassica oleracea, merupakan tanaman semusim atau dua musim yang paling populer dibudidayakan petani di dataran tinggi, karena nilai jualnya cukup tinggi, tanaman yang termasuk kedalam famili Brassicaceae ini pada setiap musim tanamnya selalu menghadapi berbagai tantangan dari hama dan penyakitnya, karena itu pada artikel kali ini kita akan coba mengurai, cara pengendalian hama dan penyakit pada tanaman Kubis.

    Karena banyaknya musuh yang dihadapi kubis dalam pertumbuhannya, maka dari itu perlu dilakukan pembasmian dan pengendalian hama penyakit tersebut, agar tidak merugikan petani.

    Pembahasan kita pada artikel kali ini khusus membahas pengendalian hama penyakit kubis dengan memanfaatkan musuh alami, mengapa demikian, berkaca dari laporan yang disampaikan Woodford tahun 1981, biaya yang dikeluarkan petani untuk mengendalikan hama penyakit sebesar 30 % dari total biaya produksi, dan pada umumnya biaya tersebut dihabiskan untuk membeli pestisida intensif.

    Karena itu dampak negatif yang timbul akibat penggunaan pestisida intensif tersebut lebih besar dari manfaatnya, maka kali ini kita fokus dengan musuh alami untuk tanaman kubis, sekedar untuk diketahui apa saja dampak tidak baik dari penggunaan pestisida intensif ini, seperti dilaporkan Sastrosiswojo dibawah ini kita paparkan dampak negatifnya.

    1. Hama ulat daun kubis menjadi tahan (resisten) terhadap beberapa jenis insektisida kimia dan mikroba.

    2. Resurgensi (peledakan) hama Plutella xylostella terhadap asefat, permetrin dan kuinalfos

    3. Residu pesisida yang dapat membahayakan konsumen kubis

    4. Dan terganggunya kehidupan dan peranan parasitoid Diadegma semiclausum sebagai musuh alami penting hama Plutella xylostella.

    Hama dan penyakit menyerang tanaman kubis pada setip fase pertumbuhnnya, seperti disampaikan Sastrosiswojo pada pengendalian hama terpadu kubis, hama dan penyakit yang menyerang kubis dikategorikan kepada dua, yakni hama utama dan hama penyakit kedua, hama penyakit tanaman utama kubis artinya hama dan penyakit tersebut menyerang pada kondisi tertentu tanaman, jadi dari semua hama penyakit yang menteror kubis hama penyakit yang aktif menyerang pada kondisi tertentu tanaman inilah yang disebut sebagai hama tanaman utama.

    Baiklah dibawah ini kita coba sajikan tabel hama dan penyakit penting pada tanaman kubis, tabel ini diambil dari penerapan teknologi PHT Kubis karya Sastrosiswojo yang dipublikasikan balai penelitian tanaman sayuran, bandung.

    FASE PERTUMBUHAN
    (Umur Tanaman)
    NAMA UMUM DAN NAMA ILMIAH
    HAMA PENYAKIT
    Di persemaian/ sebelum tanam1. Ulat daun kubis, P. xylostella (L.)*
    2. Kumbang daun, (Phyllotreta vittata F.)
    Penyakit tular tanah :
    1. Peronospora brassicae (Pers.) Fr.*
    2. Busuk lunak, Erwinia carotovora Holland.
    3. Rebah kecambah : Rhizoctonia solani Kuhn, Pythium spp., Fusarium spp.
    4. Tepung berbulu, P. parasitica (Pers.) Fr.*
    Tanaman muda (umur 1-7 minggu)1. Ulat tanah, Agrotis ipsilon Hufn.*
    2. Ulat daun kubis, P. xylostella *
    3. Ulat tanah, A. ipsilon *
    4. Ulat daun kubis, P. xylostella *
    5. Ulat krop kubis, Crocidolomia binotalis Zell.*
    6. Ulat krop bergaris, Hellula undalis (F.)**
    7. Ulat jengkal kubis, Chrysodeixis orichalcea L.
    8. Ulat bawang, Spodoptera exigua Hbn.
    9. Ulat grayak, Spodoptera litura F.
    10. Kutudaun persik, Myzus persicae Sulz.
    11.Ulat buah tomat, Helicoverpa armigera Hbn.
    1. Akar bengkak Plasmodiophora brassicae Wor.*
    2. Busuk lunak, E. carotovora *
    3. Akar bengkak P. brassicae *
    4. Busuk lunak, E. carotovora * 5. Busuk hitam Xanthomonas campestris Downs.**
    6. Rebah kecambah, R. solani Kuhn, Pythium spp.
    Tanaman tua (umur 8 minggu sampai panen)1. Ulat daun kubis, P. xylostella *
    2. Ulat krop kubis, C. binotalis * 3. Ulat grayak, S. litura
    4. Ulat buah tomat, H. armigera
    5. Ulat berbulu, Deychira inclusa Wlk.
    1. Akar bengkak, P. brasiccae * 2. Busuk lunak, E. carotovora * 3. Busuk hitam, X. campestris ** 4. Bercak daun Alternaria, Alternaria spp.

    * Biasanya sebagai hama atau penyakit utama

    ** Biasanya sebagai hama atau penyakit kedua

    Tabel diatas menunjukkan hama tanaman utama pada tanaman kubis, hama ini hampir dipastikan akan menyerang tanaman kubis pada sepanjang musim tanam.

    Dalam pembahasan artikel kita kali ini kita sajikan beberapa cara pengendalian hama pada tanaman kubis, yakni dengan cara :

    1. Memanfaatkan musuh alami

    2. Tumpang sari tanaman kubis

    3. Penggunaan pestisida dalam mengendalikan hama dan penyakit tanaman muda pada kubis

    Kita coba bahas satupersatu cara pengendalian diatas.

    1. Pemanfaatan musuh alami

    Hama yang paling utama pada tanaman kubis adalah ulat tanah, atau dalam bahasa latinnya dikenal dengan nama Agrotis ipsilon, kemudian ada pula yang disebut dengan ulat daun (Phytella xylostella), dan ada pula ulat krop kubis (C binotalis), dibawah ini kami sajikan beberapa gambar ulat yang menjadi hama pada tanaman kubis.

    (Ulat tanah pada tanaman kubis)
    Agar lebih memudahkan apa-apa saja musuh alami yang bisa dimanfaatkan dalam mengendalikan hama, berikut ini kita tampilkan tabel musuh alami dari hama A ipsilon dan C binotalis.

    Tabel Musuh Alami Ulat tanah dan Ulat krop kubis
    No Jenis Hama Jenis Musuh AlamiSumber
    1 A. ipsilonParasitoid larva : - Cotesia (= Apanteles) ruficrus Hal.* - Tritaxys braueri (De Meij)* - Cuphocera varia (F.) - Patogen penyakit larva : - Botrytis sp. - Metarrhizium sp. Kalshoven (1981) Kalshoven (1981) Kalshoven (1981) Kalshoven (1981) Kalshoven (1981)
    2 P. xylostellaParasitoid telur : - Trichogrammatoidae bactrea Nagaraja Parasitoid larva : - Diadegma semiclausum (Hellen)* - Cotesia plutellae Kurdj.* Parasitoid pupa : - Diadromus collaris (GRav.) - Oomyzus sokolowskii Kurdj. - Thyraella collaris Grav. Predator larva : - Cadursia plutellae van Emd. - Voria ruralis (fall.) Patogen penyakit larva : - Zoophthora radicans (Bref.)* - Erynia blunckii (Lakon) - Granulosis Virus (GV) Sastrosiswojo & Setiawati (1993) Sastrosiswojo (1987) Sastrosiswojo (1987) Ooi (1992) Ooi (1992) Chua & Ooi (1986) Ullyett (1947) Ullyett (1947) Wilding (1986) Wilding (1986) Wilding (1986)
    3 C. binotalisParasitoid larva : - Sturmia inconspicuoides Bar. - Inareolata argenteopilosa Cam. - Chelonus tabonus (Sonan) Parasitoid pupa : - Cotesia (=Apanteles) sp. - Brachymeria sp. Predator : - Ropalidia bambusae Rich. Patogen penyakit larva: - Aspergillus sp. - Penicillium sp. - Proteus sp. - Achromobacter sp. Oever (1973) Oever (1973) Oever (1973) Waterhouse (1992) Waterhouse (1992) Waterhouse (1992) Thayib (1983) Thayib (1983) Thayib (1983) Thayib (1983)
    * Musuh alami penting

    2. Tumpang sari tanaman kubis

    Membuat aneka ragam tanaman akan emmbuat keseimbangan hayati pada ekosistem pertanaman, sehingga tanaman tidak mudah terserang penyakit, hal ini terjadi karena musuh alami dari organisme pengganggu tanaman dapat berkembang dengan baik, sehingga populasi hama tanaman menurun.

    Beberapa tanaman yang bisa ditumpanggilirkan dengan kubis diantaranya, kubis dengan tomat, tanaman tomat bisa digunakan sebagai penolak terhadap ngengat P xylostella betina yang akan bertelur pada tanaman kubis, hal itu disebabkan karena kandungan bahan kimia yang ada pada daun-daun tomat.

    Sekedar tips untuk anda yang menerapkan tumpanggilir kubis dan tomat ini, sebaiknya tomat ditanam satu baris dengan kubis dua baris, agar peranannya sebagai penolak hama lebih nyata, tomat sebaiknya ditanam kira-kira satu bulan sebelum penanaman kubis.

    Kemudian tanaman lain yang bisa dimanfaatkan sebagai tumpang sari kubis adalah rape atau sawi jabung.

    Tanaman rape atau sawi jabung ini bisa menjadi perangkap hama P xylostella dan C binotalis, sehingga serangga hama-hama tersebut dapat berkurang, karena itu cara menanamnya pertanaman kubis dikelilingi dua baris rape atau dua baris sawi jabung, baris pertama ditanam 14 hari sebelum pertanaman kubis, sedangkan dua baris kedua ditanam setelah kubis berumur 21 hari.

    Cara lain untuk mengendalikan hama kubis bisa juga dengan memanfaatkan perangkap feromonoid seks.

    Feromonoid seks dilengkapi dengan perangkap air atau perangkap lekat, jadi anda bisa letakkan perangkap ini ditengah-tengah ember atau dilingkari dengan lem.

    3. Menggunakan pestisida dalam mengendalikan hama kubis

    Dibawah ini beberapa insektisida yang bisa dimanfaatkan untuk mengendalikan hama kubis.

    a. Ulat tanah (A ipsilon), untuk mengatasi ulat ini bisa digunakan insektisida efektif antara lain ; Dursban 20EC, kemudian bisa juga digunakan Dipterex 95 SP, penyemprotannya dilakukan disekeliling tanaman kubis.

    b. Ulat krop bergaris (H undalis), untuk ulat ini bisa digunakan insektisida Padan 50 SP dan Atabron 50 EC

    c. Ulat daun kubis (P xylostella), insektisida efektif yang bisa digunakan adalah Atabron 50 EC, kemudian bisa juga insektisida mikroba seperti Dipel WP, Bactospen WP, Thuricide HP, Flobac FC atau Success 25 EC.

    Namun yang paling penting dari semua usaha pengendalian hama penyakit pada tanaman kubis ini adalah, dengan melakukan pemantauan rutin, sehingga ketika ditemukan gejala serangan awal, bisa diambil keputusan yang tepat dalam mengendalikannya.

    (Daur hidup phytella xylostella pada kubis)
    Sekian dulu pembahasan kita tentang hama dan penyakit utama pada tanaman kubis serta cara pengendaliannya, semoga bermanfaat, sampai jumpa diartikel lainnya, Salam.

    No comments

    Post Top Ad