Kementan Dorong Produksi Kentang Atlantik
Kentang [tribunnews] |
Kementerian Pertanian menargetkan dapat menswasembadakan Kentang
Atlantik untuk kebutuhan bahan baku industri pada 2020.
Direktur
Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian Suwandi mengatakan bahwa Indonesia
sudah swasembada Kentang Granula atau kentang konsumsi sejak 2018, sedangkan
Kentang Atlantik untuk kebutuhan bahan baku industri ditargetkan
swasembada paling lambat 2020.
"Kami
optimis bisa capai, kemarin kami dengan pelaku usaha menggelar rapat koordinasi
untuk memacu pencapaian swasembada,” katanya, Rabu, 14 November 2018.
Suwandi
menjelaskan kentang untuk industri memang berbeda yang selama ini pasokannya
masing mengandalkan impor. Menurutnya dengan perkembangan teknologi perbenihan
dan pemuliaan benih kentang, telah ditemukan berbagai varietas seperti varietas
Median, Bliss, Omabeli sebagai substitusi jenis atlantik sehingga nantinya
tidak lagi mengandalkan impor.
“Benih
kentang lokal ini punya keunggulan bisa diproses tertentu sehingga hasil
produknya akan bermanfaat bagi kesehatan, berdampak langsung bagi stamina
tubuh. Tadi sudah diuji coba kekuatan otot tubuh terbukti dengan benih kentang
lokal yang lebih kuat dari kentang impor,” ujarnya.
Suwandi
menyebutkan swasembada kentang industri sebelumnya ditargetkan pada tahun 2019.
Akan tetapi setelah mencermati kesiapan industri, kemampuan produksi, umur
panen tiga bulan, proses panen menjadi benih 3 hingga 4 bulan, sehingga paling
lambat swasembada di tahun 2020.
“Bisnis
kentang industri dikelola dua industri besar dan beberapa industri menengah dan
kecil. Salah satu industri besar sudah mampu memproduksi sendiri dan
swasembada pada Juli 2019 dan satunya lagi dilakukan percepatan paling lambat
pada akhir 2020,” sebutnya.
Perlu
diketahui, melansir data BPS, impor kentang industri pada tahun 2017 sebesar 51.849
ton yang nilainya mencapai Rp275 miliar. Namun pada Januari-September 2018
impor hanya 29.649 ton, senilai Rp117 miliar sehingga ini menandakkan impor
kentang industri turun drastis.
“Yang tak
kalah membanggakan, sejak 2018 tidak ada impor kentang konsumsi, sudah
swasembada. Bahkan saat ini juga mendorong ekspor kentang segar.
Januari-September 2018 sudah ekspor 2.781 ton,” ungkap Suwandi.
Kentang goreng, salah satu makanan olahan dari kentang. [tribunnews] |
Sementara
itu, Direksi PT Indofood Fritolay Makmur, Suaimi Suriady mengatakan
perusahaannya memproduksi berbagai produk berbahan baku dari kentang. Oleh
karena itu, sejak 2016 bersama Direktorat Jenderal Hortikultura Kementan dan
Kementerian Perdagangan sudah menyiapkan roadmap mencapai swasembada bahan baku
kentang industri.
“Sebagian
besar bahan baku kentang kami bersumber dari mitra petani yang ditanam
menggunakan benih yang tersedia. Kami akan selalu mendukung program dan
mengikuti regulasi Kementan untuk mencapai Swasembada,” katanya.
Direktur
Wingsfood, Stefanus menyatakan sebagai perusahaan olahan kentang yang baru
berumur dua tahun perlu waktu untuk memenuhi kebutuhan bahan baku dari
produksi kentang dalam negeri. Untuk menuju pemenuhan bahan bakunya dari
produksi dalam negeri, Wingsfood sedang dan akan melakukan penanaman di daerah
Pemalang, Majalengka dan Magelang.
“Bahkan
Wingsfood bekerjasama dengan Institut Pertanian Bogor dan Japan International
Cooperation Program (red. JICA). Untuk memenuhi kebutuhan benihnya,
Wingsfood akan bekerjasama penangkar benih dan importir benih untuk proses
produksinya,” sebutnya.(bisnis)
No comments