Harga Kopra Masih Tertatih
Petani kopra di Sulawesi Utara. [sindomanado] |
Penurunan ekspor kopra makin menyurutkan keuntungan petani dalam
negeri. Padahal, tingkat harga internasional pun sudah merosot sampai 30%.
“Karena
Thailand tidak impor kelapa, ini salah satu yang membuat harga kopra
jatuh. Selain itu, harga kelapa secara global turun sekitar 30%,”
kata Ketua Umum Dewan Kelapa Indonesia Irawadi Jamaran kepada Kontan, Sabtu, 24
November 2018.
Saat ini, harga kelapa rata-rata di tingkat petani adalah Rp
1.000 an per kilogram (kg) sedangkan di tingkat pabrik adalah Rp 2.000 an
per kg. Dalam membuat kopra dibutuhkan 4 kg hinga 5 kg kelapa untuk mendapatkan
1 kg kopra. Namun, untuk harga kopra tidaklah dikalikan dengan harga per kg
kelapa, melainkan jatuh di bawahnya.
“Kalau
harga kelapa Rp 1.000, harusnya kan harga kopra Rp 4.000 atau Rp 5.000 per kg
nya. Tapi kenyataannya harganya tidak dikalikan 4 kg - 5 kg kelapa, jadi
sebenarnya membuat kopra itu rugi,” ujar Irawadi.
Menurut
Wakil Ketua Umum Himpunan Industri Pengolahan Kelapa Indonesia (HIPKI), Amrizal
Idroes, di pasar global minyak kelapa atau crude coconut oil (CNO) memiliki
substitusi berupa PKO (Palm Kernel Oil). Kenaikan permintaan PKO saat ini ikut
mendongkrak harga CNO.
“Harga CNO
yang naik itu seharusnya membawa kenaikan juga pada harga kopra. Kenaikan harga
CNO Rp 300 kg. Tapi biasanya tidak langsung ada jeda sekitar tiga-empat
hari," kata Amrizal.
Sayangnya,
saat ini pendataan terkait produksi dan impor kelapa masih sulit dilakukan
akibat kurangnya integrasi baik di daerah-daerah dan pelabuhan-pelabuhan kecil.
Hal inilah yang menyulitkan pemerintah memitigasi keputusan pemerintah untuk
membuat kebijakan terkait dengan kelapa. (kontan)
No comments