• Breaking News

    Padi Bebas Hawar Daun Bakteri (Hdb) Atau Kresek Dengan Agensia Hayati Paenibacillus polymixa



    Penyakit Hawar Daun Bakteri (HDB) atau kresek yang disebabkan oleh bakteri patogen Xanthomonas oryzae, saat ini merupakan salah satu penyakit utama padi yang dapat menimbulkan kerugian baik secara kuantitas maupun kualitas. Serangan penyakit hawar daun bakteri (BLB) atau kresek, pada tanaman padi telah meresahkan para petani. Sepertinya sekarang ini kresek telah menjadi penyakit utama pada tanaman padi. Kerugian yang ditimbulkan oleh serangan kresek tidak main-main, bisa mencapai 75 %. Belum pahamnya petani tentang penyakit kresek ini menjadi kendala untuk mengendalikannya. 

    Berbagai cara pengendalian secara kimia dilakukan petani namun banyak yang belum mendapatkan hasil yang maksimal. Padahal ada cara organik yang sangat efektif untuk mengendalikan penyakit kresek ini (keefektifannya bisa mencapai 80%).


    Salah satu pengendali kresek yang telah teruji dalam berbagi demplot adalah dengan menggunakan agensi hayati Paenibacillus polymixa. Selain harganya sangat murah Paenibacillus polymixa juga tidak menimbulkan pencemaran lingkungan. Paenibacillus polymixa yang merupakan salah satu agens hayati bersifat antagonis dapat mengendalikan beberapa jenis penyakit tanaman. Yang paling utama Paenibacillus polymixa dapat mengendalikan penyakit kresek pada tanaman padi yang disebabkan oleh bakteri Xanthomonas campestris pv oryzae. Adapun penyakit tanaman lain yang dapat dikendalikan oleh agens antagonis Paenibacillus polymixa adalah penyakit bercak daun pada jagung, penyakit bengkak akar pada kubis, dan penyakit bakteri layu pisang. Bakteri ini berbentuk batang, jenis gram positif. Koloninya berwarna putih kotor, dan di bawah lampu ultra violet tidak bereaksi. Kemampuan bakteri ini dalam menekan penyakit Kresek (BLB) mencapai 80 persen.

    Sasaran bakteri Paenibacillus polymixa. 
    Bakteri ini efektif untuk mengendalikan penyakit Kresek (BLB) yang disebabkan oleh Xanthomonas campestris pv oryzae, Hawar Daun Jingga (BRS) yang disebabkan oleh Pseudomonas sp pada tanaman padi, bercak daun Helminthosporium sp dan Cercospora sp pada tanaman jagung, penyakit akar gada (Plasmodiophora brassicae) pada tanaman kubis, serta penyakit layu bakteri (Ralstonia solanacearum) pada tanaman pisang. 

    Agritani sendiri menggunakan agensia hayati Antagonis+, dimana dalam satu kemasanAntagonis+ sudah terkandung bakteri atau agensi hayati antara lain:
    1.    Paenibacillus polymixa, untuk mengendalikan beberapa jenis penyakit, baik pada tanaman pangan maupun hortikultura, Tanaman Pangan antara lain adalah:Penyakit HDB/ kresek, BRS, Blas dan Cercospora.Tanaman Hortikultura :Penyakit akar gada
    2.   Trichoderma harzianum, berfungsi untuk menghambat pertumbuhan dan mengendalikan beberapa pathogen tular tanah dengan cara mengeluarkan antibiotik, seperti Sclerotium rolfsii, Rhizoctonia solani, Fusarium spp, Pythium spp, Phytophthora spp, dan Aspergillus spp
    3.  Pseudomonas flourscent, Mempunyai kemampuan untuk melindungi akar dari infeksi patogen tanah dengan cara mengkolonisasi permukaan akar, menghasilkan senyawa kimia seperti antijamur dan antibiotik serta kompetisi dalam penyerapan kation Fe. Bakteri ini juga menghasilkan fitohormon dalam jumlah yang besar khususnya IAA untuk merangsang pertumbuhan dan pemanjangan batang pada tanaman (Rao, 1994). Pseudomonas flourescens yang hidup didaerah perakaran tanaman dapat berperan sebagai jasad renik pelarut fosfat, mengikat nitrogen dan menghasilkan zat pengatur tumbuh bagi tanaman sehingga dengan kemampuan tersebut Pseudomonas flourescens dapat dimanfaatkan sebagai pupuk biologis yang dapat menyediakan hara untuk pertumbuhan tanaman (Ardiana Kartika B, 2012)
    Semoga bermanfaat

    No comments

    Post Top Ad