Mahluk Hidup Begitu Beraneka Ragam, lalu Bagaimana Mempelajarinya dalam Perlindungan Tanaman?
Bila ada yang bertanya kepada Anda, berapa banyak jenis mahluk hidup yang ada di muka bumi ini, bagaimana kira-kira Anda akan menjawabnya? Dahulu hampir tidak mungkin dapat menjawab pertanyaan seperti ini, tetapi sekarang, berkat Internet dan mesin pencari Google, saya berharap Anda bisa menjawabnya. Tapi apa sebenarnya yang dimaksudkan dengan jenis dalam pertanyaan ini? Kata jenis dalam bahasa sehari-hari dapat berarti berbagai hal. Dalam bahasa sehari-hari kita bisa mengatakan jenis jagung lokal, tetapi dalam bahasa ilmiah jenis berarti spesies. Dalam hal jagung, dengan demikian, terdapat hanya satu jenis, yaitu Zea mays L. Jagung lokal hanyalah galur, suatu pengelompokan yang secara ilmiah bersifat lebih khusus dari jenis.
Dalam mempelajari perlindungan tanaman kita perlu mengenali berbagai jenis organisme yang berpotensi menjadi pengganggu tumbuhan. Bila jenis mahluk hidup di muka bumi ini begitu banyaknya, lalu dari mana kita harus mulai? Tentu saja Anda tidak harus mulai dari nol, sebab sejak di bangku SMP tentu Anda sudah mulai mempelajari mahluk hidup. Anda sudah mempelajari mata pelajaran biologi. Tapi bagaimana bila Anda bukan lulusan SMA jurusan IPA? Mungkin bekal pengetahuan biologi Anda tidak selengkap bekal pengetahuan biologi rekan Anda yang lulusan SMA IPA. Tapi jangan khawatir, bila Anda sadar bahwa Anda mempunyai bekal pengetahuan biologi yang kurang memadai, tentu seharusnya Anda harus berani belajar lebih giat.
Dalam mempelajari perlindungan tanaman, sebenarnya Anda tidak perlu menjawab pertanyaan berapa banyak jenis mahluk hidup yang ada di muka bumi ini. Yang perlu Anda ketahui sebenarnya adalah bagaimana mahluk hidup yang jumlahnya sangat banyak itu dikelompokkan sehingga lebih mudah dipelajari. Pengelompokan mahluk hidup dikenal dengan istilah klasifikasi, yaitu pengelompokkan mahluk hidup berdasarkan ciri-ciri tertentu ke dalam kelompok berperingkat yang dalam biologi disebut peringkat taksonomi. Terdapat peringkat taksonomi utama dan peringkat taksonomi tambahan. Peringkat taksonomi utama dari yang umum ke yang khusus digambarkan oleh Wikipedia sebagai berikut:
Peringkat taksonomi tersebut, dalam bahasa Indonesia, berturut-turut adalah mahluk hidup, domain, kerajaan, filum (binatang) atau divisi (tumbuhan), rumpun, bangsa, suku, marga, dan jenis. Terjemahan dalam bahasa Indonesia ini harus diartikan sesuai dengan kriteria peringkat taksonomi, bukan diartikan dalam pengertian sehari-hari. Peringkat yang lebih umum dikelompokkan berdasarkan kriteria yang lebih sedikit, peringkat yang lebih khusus dikelompokkan berdasarkan kriteria yang lebih banyak. Untuk setiap peringkat taksonomi utama sebagaimana tampak pada gambar di sebelah kiri, dapat dibuat, dengan menggunakan kriteria tertentu, peringkat taksonomi tambahan. Anda dapat memeriksa semua peringkat taksonomi di SINI.
Peringkat taksonomi diberi nama dengan aturan tertentu (tatanaman atau nomenclature). Di antara aturan tersebut, adalah aturan mengenai akhiran yang digunakan dalam nama peringkat taksonomi. Akhiran yang digunakan untuk setiap peringkat taksonomi berbeda antar mahluk hidup golongan bakteria, binatang, jamur, algae, dan tumbuhan. Anda dapat memeriksa akhiran nama peringkat taksonomi di SINI. Ketentuan mengenai nama peringkat taksonomi diatur melalui aturan tatanama internasional yang berbeda-beda antar golongan mahluk hidup. Tatanaman berkaitan dengan aturan memberikan nama, taksonomi berkaitan dengan penggolongan mahluk hidup ke dalam peringkat taksonomi. Keduanya merupakan hal yang berbeda, tetapi berkaitan satu sama lain).
Klasifikasi mahluk hidup dilakukan dengan menggunakan ciri sebagai dasar untuk melihat persamaan dan perbedaan. Ciri yang digunakan bisa bermacam-macam. Dahulu, ciri yang digunakan terutama adalah ciri morfologi, untuk menempatkan mahluk hidup dalam peringkat taksonomi tertentu. Kini, seiring dengan perkembangan, ciri yang digunakan adalah ciri genetik dan hubungan evolusi. Karena itu, terdapat bermacam-macam sistem klasifikasi, dari sistem klasifikasi kuno sampai sistem klasifikasi modern. Dalam klasifikasi mahluk hidup sistem Linnaeus, mahluk hidup yang berbeda dalam peringkat taksonomi dengan tingkatan yang sama ditempatkan dalam cabang terpisah dari titik yang sama. Bila percabangan digambarkan mulai dari seluruh mahluk hidup sebagai batang sampai marga dan spesies maka klasifikasi seluruh mahluk hidup menghasilkan gambar sebatang pohon yang mempunyai banyak cabang dari satu titik. Dalam hal ini, percabangan dibuat sekedar atas dasar perbedaan morfologi tanpa memperhatikan hubungan genetik, apalagi hubungan evolusioner. Hal ini dapat dimaklumi karena sistem ini dibangun jauh sebelum teori evolusi lahir.
Seiring dengan perkembangan di bidang genetika dan biologi evolusi, klasifikasi dilakukan secara filogenetik dengan berdasarkan atas metode kladistik. Dalam sistem klasifikasi ini, peringkat taksonomi dengan peringkat yang sama tidak harus selalu diposisikan sejajar, melainkan diposisikan dengan mempertimbangkan hubungan genetik dan evolusinya, menghasilkan 'pohon kehidupan' yang disebut pohon filogenetik. Perhatikan misalnya pohon filogenetik berikut ini:
Perhatikan kelompok mahluk hidup binatang (animals), tumbuhan (plants), dan jamur (fungi) pada pohon filogenetik di atas. Pohon filogenetik di atas menunjukkan bahwa nenek moyang bersama antara jamur dan binatang ternyata hidup lebih kemudian daripada nenek moyang bersama antara jamur dengan tumbuhan. Dengan kata lain, jamur berkerabat lebih dekat dengan binatang daripada dengan tumbuhan. Kini sedang disusun aturan tatanama filogenetik, the International Code of Phylogenetic Nomenclature, atau disingkat PhyloCode, dimaksudkan untuk mengatur penamaan clades. Dalam aturan tatanama filogenetik ini, peringkat taksonomi Linnaeus tetap dipertahankan, tetapi bersifat opsional.
Pohon filogenetik yang digambarkan secara melingkar di atas juga dapat digambarkan seakan-akan sebagai sebatang pohon sebagaimana dilakukan pada situs Tree of Life berikut ini:
Kedua cara penggambaran ini sebenarnya sama saja. Perhatikan pada gambar pohon di atas bahwa tumbuhan dan jamur terdapat pada cabang yang berlawanan. Bila Anda mengklik gambar Eucaryotes pada pohon filogenetik Tree of Life, kemudin dilanjutkan dengan mengklik Animals (Metazoa), Bilateria, Arthropoda, Hexapoda, Insecta, dan Pterygota, kita akan sampai pada kelompok Neoptera yang terdiri atas sejumlah rumpun (ordo) serangga dan dua kelompok yang disebut Hemipteroid Assemblage dan Endopterygota. Bila Anda mengklik kelompok Endopterigota, maka Anda juga akan memperoleh sejumlah rumpun (ordo) serangga. Perhatikan dua pohon filogenetik berikut ini:
Dari kedua pohon filogenetik di atas tampak bahwa peringkat taksonomi rumpun (ordo) ditempatkan tidak lagi pada percabangan dari titik (dengan nenek moyang bersama) yang sama. Silahkan terus klik peringkat taksonomi rumpun (ordo) pada kelompok Endopterygota, maka Anda akan menemukan peringkat taksonomi bangsa (famili) yang juga tidak ditempatkan pada percabangan dari titik yang sama. Hal ini berbeda dengan sistem klasifikasi Linaeus yang menempatkan peringkat taksonomi yang sama pada percabangan dari titik yang sama, misalnya seluruh peringkat taksonomi rumpun (ordo) digambarkan sebagai cabang dari satu ttitik yang sama. Anda dapat menggabungkan atau memisahkan percabangan pohon filogenetik dengan menggunakan fasilitas yang disediakan pada situs iTOL (Interactive Tree of Life).
Dari berbagai kelompok mahluk hidup yang sedemikian beragam, mahluk hidup yang berpotensi menjadi OPT dapat berasal dari berbagai kelompok. Misalnya, Insecta merupakan kelompok mahluk hidup yang banyak anggotanya berpotensi sebagai OPT. OPT golongan binatang lainnya tergolong dalam kelompok yang berbeda, seperti tungau tumbuhan termasuk dalam kelompok Arachnida, keong dalam kelompok Molusca, dan cacing tumbuhan dalam kelompok Annelida. Jamur termasuk dalam kelompok Fungi, sedangkan bakteria dalam kelompok Eubacteria. Virus tumbuhan termasuk dalam kelompok Viruses yang tidak dikaitkan langsung dengan batang utama pohon filogenetik karena masih diperdebatkan apakah virus dapat dikategorikan sebagai mahluk hidup atau tidak. Gulma, karena merupakan tumbuhan, tentu saja dikelompokkan dalam kelompok yang sama dengan tanaman, yaitu Green Plants.
Dalam mempelajari perlindungan tanaman, seluruh OPT golongan binatang dikategorikan sebagai hama dalam arti sempit; jamur, bakteri, dan virus penyebab penyakit tumbuhan digolongkan sebagai patogen, dan tumbuhan yang tumbuh bersaing dengan tanaman digolongkan sebagai gulma. Sebagaimana diuraikan pada tulisan ini, organisme yang termasuk dalam ketiga kategori OPT ini berasal dari percabangan pohon filogenetik yang berbeda. Meskipun tampak rumit, dengan mempelajari asal-usul filogenetik ini kita akan lebih mudah memahami organisme yang kita kategorikan sebagai OPT sebenarnya berasal dari kelompok apa dan dengan asal-usul evolusi seperti apa. Untuk memulai, mungkin perlu terlebih dahulu membaca tulisan mengenai belajar menggunakan nama ilmiah mahluk hidup.
Dalam mempelajari perlindungan tanaman kita perlu mengenali berbagai jenis organisme yang berpotensi menjadi pengganggu tumbuhan. Bila jenis mahluk hidup di muka bumi ini begitu banyaknya, lalu dari mana kita harus mulai? Tentu saja Anda tidak harus mulai dari nol, sebab sejak di bangku SMP tentu Anda sudah mulai mempelajari mahluk hidup. Anda sudah mempelajari mata pelajaran biologi. Tapi bagaimana bila Anda bukan lulusan SMA jurusan IPA? Mungkin bekal pengetahuan biologi Anda tidak selengkap bekal pengetahuan biologi rekan Anda yang lulusan SMA IPA. Tapi jangan khawatir, bila Anda sadar bahwa Anda mempunyai bekal pengetahuan biologi yang kurang memadai, tentu seharusnya Anda harus berani belajar lebih giat.
Dalam mempelajari perlindungan tanaman, sebenarnya Anda tidak perlu menjawab pertanyaan berapa banyak jenis mahluk hidup yang ada di muka bumi ini. Yang perlu Anda ketahui sebenarnya adalah bagaimana mahluk hidup yang jumlahnya sangat banyak itu dikelompokkan sehingga lebih mudah dipelajari. Pengelompokan mahluk hidup dikenal dengan istilah klasifikasi, yaitu pengelompokkan mahluk hidup berdasarkan ciri-ciri tertentu ke dalam kelompok berperingkat yang dalam biologi disebut peringkat taksonomi. Terdapat peringkat taksonomi utama dan peringkat taksonomi tambahan. Peringkat taksonomi utama dari yang umum ke yang khusus digambarkan oleh Wikipedia sebagai berikut:
Delapan Peringkat Taksonomi Utama |
Peringkat taksonomi diberi nama dengan aturan tertentu (tatanaman atau nomenclature). Di antara aturan tersebut, adalah aturan mengenai akhiran yang digunakan dalam nama peringkat taksonomi. Akhiran yang digunakan untuk setiap peringkat taksonomi berbeda antar mahluk hidup golongan bakteria, binatang, jamur, algae, dan tumbuhan. Anda dapat memeriksa akhiran nama peringkat taksonomi di SINI. Ketentuan mengenai nama peringkat taksonomi diatur melalui aturan tatanama internasional yang berbeda-beda antar golongan mahluk hidup. Tatanaman berkaitan dengan aturan memberikan nama, taksonomi berkaitan dengan penggolongan mahluk hidup ke dalam peringkat taksonomi. Keduanya merupakan hal yang berbeda, tetapi berkaitan satu sama lain).
Klasifikasi mahluk hidup dilakukan dengan menggunakan ciri sebagai dasar untuk melihat persamaan dan perbedaan. Ciri yang digunakan bisa bermacam-macam. Dahulu, ciri yang digunakan terutama adalah ciri morfologi, untuk menempatkan mahluk hidup dalam peringkat taksonomi tertentu. Kini, seiring dengan perkembangan, ciri yang digunakan adalah ciri genetik dan hubungan evolusi. Karena itu, terdapat bermacam-macam sistem klasifikasi, dari sistem klasifikasi kuno sampai sistem klasifikasi modern. Dalam klasifikasi mahluk hidup sistem Linnaeus, mahluk hidup yang berbeda dalam peringkat taksonomi dengan tingkatan yang sama ditempatkan dalam cabang terpisah dari titik yang sama. Bila percabangan digambarkan mulai dari seluruh mahluk hidup sebagai batang sampai marga dan spesies maka klasifikasi seluruh mahluk hidup menghasilkan gambar sebatang pohon yang mempunyai banyak cabang dari satu titik. Dalam hal ini, percabangan dibuat sekedar atas dasar perbedaan morfologi tanpa memperhatikan hubungan genetik, apalagi hubungan evolusioner. Hal ini dapat dimaklumi karena sistem ini dibangun jauh sebelum teori evolusi lahir.
Seiring dengan perkembangan di bidang genetika dan biologi evolusi, klasifikasi dilakukan secara filogenetik dengan berdasarkan atas metode kladistik. Dalam sistem klasifikasi ini, peringkat taksonomi dengan peringkat yang sama tidak harus selalu diposisikan sejajar, melainkan diposisikan dengan mempertimbangkan hubungan genetik dan evolusinya, menghasilkan 'pohon kehidupan' yang disebut pohon filogenetik. Perhatikan misalnya pohon filogenetik berikut ini:
Perhatikan kelompok mahluk hidup binatang (animals), tumbuhan (plants), dan jamur (fungi) pada pohon filogenetik di atas. Pohon filogenetik di atas menunjukkan bahwa nenek moyang bersama antara jamur dan binatang ternyata hidup lebih kemudian daripada nenek moyang bersama antara jamur dengan tumbuhan. Dengan kata lain, jamur berkerabat lebih dekat dengan binatang daripada dengan tumbuhan. Kini sedang disusun aturan tatanama filogenetik, the International Code of Phylogenetic Nomenclature, atau disingkat PhyloCode, dimaksudkan untuk mengatur penamaan clades. Dalam aturan tatanama filogenetik ini, peringkat taksonomi Linnaeus tetap dipertahankan, tetapi bersifat opsional.
Pohon filogenetik yang digambarkan secara melingkar di atas juga dapat digambarkan seakan-akan sebagai sebatang pohon sebagaimana dilakukan pada situs Tree of Life berikut ini:
Kedua cara penggambaran ini sebenarnya sama saja. Perhatikan pada gambar pohon di atas bahwa tumbuhan dan jamur terdapat pada cabang yang berlawanan. Bila Anda mengklik gambar Eucaryotes pada pohon filogenetik Tree of Life, kemudin dilanjutkan dengan mengklik Animals (Metazoa), Bilateria, Arthropoda, Hexapoda, Insecta, dan Pterygota, kita akan sampai pada kelompok Neoptera yang terdiri atas sejumlah rumpun (ordo) serangga dan dua kelompok yang disebut Hemipteroid Assemblage dan Endopterygota. Bila Anda mengklik kelompok Endopterigota, maka Anda juga akan memperoleh sejumlah rumpun (ordo) serangga. Perhatikan dua pohon filogenetik berikut ini:
Neoptera |
Endopterygota |
Dari berbagai kelompok mahluk hidup yang sedemikian beragam, mahluk hidup yang berpotensi menjadi OPT dapat berasal dari berbagai kelompok. Misalnya, Insecta merupakan kelompok mahluk hidup yang banyak anggotanya berpotensi sebagai OPT. OPT golongan binatang lainnya tergolong dalam kelompok yang berbeda, seperti tungau tumbuhan termasuk dalam kelompok Arachnida, keong dalam kelompok Molusca, dan cacing tumbuhan dalam kelompok Annelida. Jamur termasuk dalam kelompok Fungi, sedangkan bakteria dalam kelompok Eubacteria. Virus tumbuhan termasuk dalam kelompok Viruses yang tidak dikaitkan langsung dengan batang utama pohon filogenetik karena masih diperdebatkan apakah virus dapat dikategorikan sebagai mahluk hidup atau tidak. Gulma, karena merupakan tumbuhan, tentu saja dikelompokkan dalam kelompok yang sama dengan tanaman, yaitu Green Plants.
Dalam mempelajari perlindungan tanaman, seluruh OPT golongan binatang dikategorikan sebagai hama dalam arti sempit; jamur, bakteri, dan virus penyebab penyakit tumbuhan digolongkan sebagai patogen, dan tumbuhan yang tumbuh bersaing dengan tanaman digolongkan sebagai gulma. Sebagaimana diuraikan pada tulisan ini, organisme yang termasuk dalam ketiga kategori OPT ini berasal dari percabangan pohon filogenetik yang berbeda. Meskipun tampak rumit, dengan mempelajari asal-usul filogenetik ini kita akan lebih mudah memahami organisme yang kita kategorikan sebagai OPT sebenarnya berasal dari kelompok apa dan dengan asal-usul evolusi seperti apa. Untuk memulai, mungkin perlu terlebih dahulu membaca tulisan mengenai belajar menggunakan nama ilmiah mahluk hidup.
No comments