Mengenal Bioekologi Lalat Bibit Kacang Pada Tanaman Kedelai Sebagai Hama
Kedelai salah satu tanaman favorit bagi bangsa Indonesia terkadang tidak berjuang sendiri melawan nasibnya, karena memang harus dibantu oleh pemerintah sehingga dia bisa tumbuh baik dan turut berperan serta memperkaya petani kecil kedelai.
Namun malangnya hingga sekarang Indonesia masih import kedelai, dalam memenuhi kebutuhan pasar Indonesia akan kedelai, sebagaimana kita ketahui kedelai merupakan bahan baku banyak produk, baik itu produk makanan kesehatan dan lain sebagainya.
Sebagai tanaman yang dibutuhkan ada banyak tantangan bagi kedelai untuk tumbuh, baik itu dari hama, penyakitnya, dan factor pihak ketiga yang turut merusak kedelai.
Salah satu hama yang cukup terkenal pada tanaman kedelai adalah lalat bibit kacang, dalam bahasa latinnya dikenal juga dengan nama Ophiomyia phaseoli, termasuk dalam ordo dipteral.
Bioekologi lalat bibit kacang
Lalat bibit kacang menyerang sejak tanaman muda muncul ke permukaan tanah hingga tanaman berumur 10 hari, lalat betina meletakkan telur pada tanaman muda yang baru tumbuh. Telur diletakkan di dalam lubang tusukan antara epidermis atas dan bawah keping biji atau disisipkan dalam jaringan mesofil dekat pangkal keping biji atau pangkal helai daun pertama dan kedua.
Telur berwarna putih seperti mutiara dan berbentuk lonjong dengan ukuran panjang 0,31 mm dan lebar 0,15 mm. Setelah dua hari, telur menetas dan keluar larva. Larva masuk ke dalam keping biji atau pangkal helai daun pertama dan kedua, kemudian membuat lubang gerekan.
Selanjutnya larva menggerek batang melalui kulit batang sampai ke pangkal batang, dan berubah bentuk menjadi kepompong. Pada pertumbuhan penuh, panjang larva mencapai 3,75 mm. Kepompong mula-mula berwarna kuning kemudian berubah menjadi kecoklat-coklatan.
Serangan lalat kacang ditandai oleh adanya bintik-bintik putih pada keping biji, daun pertama atau kedua. Bintik-bintik tersebut adalah bekas tusukan alat peletak telur (ovipositor) dari imago betina.
Pengendalian hama lalat kacang
- Menggunakan mulsa jerami
- Perlakuan benih (pada daerah endemik)
- Semprot insektisida saat tanaman berumur 7 hari, bila populasi mencapai ambang kendali (1 imago/50 rumpun)
Dibawah ini kami sajikan tabel pestisida yang bisa digunakan dalam mengendalikan hama lalat bibit kacang.
Tabel Insektisida untuk mengendalikan hama lalat kacang Ophiomyia phaseoli
Nama Insektisida | Bahan Aktif |
---|---|
Arrivo 30 EC | Alfa Sipermetrin |
Aldigi 500 EC | BPMC |
Alphadine 6 GR | Dimehipo |
Neptune 20 EC | Imidakloprid |
Basban 200 EC | Klorpirifos |
Bassa 500 EC | BPMC 480 g/l |
Curater 3 G | Carbofuran |
Cypermax 100 EC | Sipermetrin |
Decis 2,5 EC | Deltametrin |
Ofunak 40 EC | Piridafention |
Orthene 75 SP | Asefat |
Petroban 200 EC | Klorpifos |
Vertigo 100 EC | Sipermetrin |
Veloso 400 SL | Asefat |
Tetris 30 EC | Teta Sipermetrin |
Tanicord 50 EC | Sipermetrin |
Sumithion 50 EC | Fenitrotion |
Sumialpha 25 EC | Esfenvalerat |
Stratin 420 SL | Monosultap |
Smackdown 100 EC | Sipermetrin |
Sidazinon 600 EC | Diazinon |
Sidamethrin 50 EC | Sipermetrin |
Sidabas 500 EC | BPMC |
Scud 50 EC | Sipermetrin |
Sanming 400 SL | Monosultap |
Samba 100 EC | Etofenfroks |
Ripcord 50 EC | Sipermetrin |
Regent 50 EC | Fipronil |
Untuk mengurangi hama lalat ini bisa juga menggunakan teori pengendalian secara hayati, yaitu dengan menanam bunga-bunga yang berwarna norak, disekeliling areal pertanaman, pada beberapa daerah yang kami temukan kebanyakan bunga yang ditanam adalah bunga kuning.
Harapannya dengan menanam bunga-bunga disekitar pertanaman serangga dewasanya terlebih dahulu berkembang di tanaman bunga, sebelum menginang pada tanaman kedelai, selain itu bisa juga menggunakan perangkap kuning, untuk anda yang belum tahu perangkap kuning silahkan baca tentang perangkap kuning pada link artikel dibawah ini.
Selamat mencoba, sampai jumpa pada pembahasan selanjutnya.
No comments