Alat Ini Bisa Menangkap Residu Pestisida
Filter Irigation Outlet/FIO. [balingtan] |
Ancaman yang serius namun tidak terlihat serius dalam persoalan pemakaian pestisida adalah residu yang ditinggalkan pestisida, karena ia tak kasat mata maka tidak banyak pula petani yang memedulikannya, dan bahayanya tidak saja terhadap lingkungan namun juga terhadap manusia itu sendiri.
Contoh yang paling nyata dari residu pestisida ini pada areal pertanian adalah sawah, air sawah baik itu yang masuk maupun yang keluar berpotensi mengalami cemaran dari bahan beracun, dalam hal ini bisa jadi air yang berasal dari irigasi atau sungai yang masuk ke areal pertanaman sawah.
Begitu pula sebaliknya pestisida yang diperlakukan kepada areal pertanaman padi juga meninggalkan residu pestisida, dimana nantinya residu tersebut juga akan keluar melalui pintu air keluar sawah.
Balai Penelitian lingkungan pertanian telah mengembangkan sejenis alat yang dapat menangkap residu pestisida, alat itu bernama FIO (Filter Irigasi Outlet), sebagaimana dikutip dari situs resmi balai penelitian pengembangan pertanian, alat ini bisa dibuat dan disesuaikan dengan ukuran saluran irigasi.
Alat FIO ini terbuat dari plastic didalamnya terdapat 12 buah penyaring berbentuk silinder dan dirangkai secara zig-zag, kemudian penyaring terbuat dari kasa alumunium yang diisi dengan arang atau biochar dan bisa diisi ulang atau bongkar pasang.
Penerapan alat ini dilakukan pada penyaringan air sebelum dan sesudah masuk areal persawahan, sebab air irigasi yang tercemar bisa saja berasal dari pembuangan limbah industry dan penggunaan pestisida di lahan pertanian intensif.
Sisa residu pestisida tidak hanya ditemukan pada air di dalam petakan sawah saja, tetapi juga di saluran pemasukan inlet maupun saluran pengeluaran outlet. Air yang keluar dari saluran outlet dimungkinkan masih mengandung residu pestisida, yang selanjutnya akan masuk ke dalam aliran sungai sehingga akan membahayakan lingkungan biota air dan kesehatan manusia. Oleh karena itu, maka diperlukan suatu alat filtrasi yang dapat menahan/menangkap residu pestisida tersebut sebelum terbawa aliran masuk ke sungai.
Sebagai bahan pengikat atau penyaring bahan cemaran organik maupun anorganik serta pengotor lainnya adalah arang atau biochar. Biochar dapat berasal dari limbah pertanian seperti sekam padi, tongkol jagung, tempurung kelapa, tanda kosong kelapa sawit. Bagian lain yang tak kalah pentingnya adalah kawat kassa alumunium berbentuk silinder sebagai tempat dari biochar tersebut. Kawat kassa dibuat menjadi selongsong sehingga dapat diisi dengan biochar, dapat di bongkar pasang atau diisi ulang
FIO berfungsi sabagai filter yang ditempatkan di saluran masuk inlet dan atau saluran keluar outlet untuk menyaring air khususnya air irigasi, sehingga yang masuk ke lingkungan lahan pertanian bebas dari bahan pencemar. Demikian juga yang keluar dari areal persawahan, sehingga air sehat tersebut berguna bagi tanaman dan lingkungan.
FIO sangat sederhana dan mudah dibuat sendiri dengan biaya yang relatif murah dengan bahan dari plastik, fiber, besi atau galvanis dan aluminium. Dimensi FIO bervariasi disesuaikan dengan lokasi pemasangan. Dimensi alat filter awal adalah panjang 35 cm, lebar 24,5 cm dan tinggi 22,5 cm. Silinder biochar berjumlah 11 silinder dengan dimensi tinggi 18,5 cm dan diameter 3,6 cm. Selanjutnya berkembang dimensinya menjadi 60 x 60 x 60 cm atau 90 x 90 x 90 cm.
Penggantian biochar tergantung pada kualitas air. Apabila kontaminannya tinggi maka akan cepat jenuh sehingga harus di reaktivasi atau diganti sebulan sekali. Apabila kontaminannya rendah maka cukup diganti atau direaktivasi tiga bulan sekali. Bila sudah jenuh dapat di reaktivasi dengan cara penyemprot dari arah berlawanan dan dikeringkan dengan sinar matahari kemudian dipakai kembali.
Efektifitas penyerapan kontaminan oleh biochar tergantung dari tingkat porositas arang itu sendiri semakin porus semakin besar rongganya maka semakin efektif. Kemampuan biochar menangkap bahan pencemar tergantung bahan asalnya. Kemampuan arang aktif maupun biochar untuk menangkap residu pestisida dan logam berat berkisar 30-80%. Uji kualitas air yang telah disaring dengan FIO adalah menggunakan ikan hias sebagai bio-indikator, apabila ikan hidup berarti airnya sehat dan sebaliknya ikan mati berarti air tidak bersih. (balingtan)
No comments