• Breaking News

    2.2. Organisme Pengganggu Tumbuhan 1: Golongan Binatang

    Simple, Free Image and File Hosting at MediaFireSebelum mempelajari organisme golongan binatang, silahkan terlebih dahulu pelajari, organisme itu sebenarnya apa? Silahkan juga membaca tulisan mengenai bagaimana mempelajari organisme yang begitu beraekaragam, Setelah membaca tulisan tersebut, pastikan telah memahami bahwa seluruh organisme diklasifikasikan menjadi tiga domain, yaitu Archaea, Bacteria, dan Eukarya. Pastikan pula Anda telah memahami klasifikasi organisme ke dalam peringkat taksonomik yang, berturut-turut dari umum ke khusus, terdiri atas kerajaan, filum/divisi, kelas (rumpun), ordo (bangsa), famili (suku), genus (marga), dan spesies (jenis). Anda juga harus sudah memahami bahwa organisme mempunyai nama umum dan nama ilmiah. Nama ilmiah organisme memang penting, tetapi jangan mempercayai begitu saja nama ilmiah yang Anda baca pada buku atau artikel jurnal ilmiah. Nama ilmiah mempunyai aturan tatanama tersendiri untuk golongan binatang (ICZN), tumbuhan, algae, dan jamur (ICN), tanaman (ICNP), bakteri (ICNB), dan virus (ICVCN). Selain itu, Anda juga harus sudah bisa memeriksa nama ilmiah dengan menggunakan layanan online Catalogue of Life (semua kerajaan mahluk hidup), GBIF Data Portal (semua kerajaan mahluk hidup), ITIS (semua kerajaan mahluk hidup), The Plant List (tumbuhan), AlgaeBase (algae), Species Fungorum (jamur), LPSN (bakteri), dan ICTV (virus). Pahami pula bahwa klasifikasi dapat bersifat fenetik (berdasarkan ciri-ciri fenotipe) atau filogenetik (berdasarkan ciri-ciri genetik). Pastikan Anda telah mengklik setiap tautan (link) yang ada, sebelum melanjutkan.

    Organisme golongan binatang merupakan salah satu pengganggu tumbuhan, selain oleh patogen dan gulma. Sebelum melanjutkan, silahkan pelajari terlebih dahulu, binatang itu sebenarnya apa? Dengan memahami bahwa organisme golongan binatang begitu beranekaragam maka organise pengganggu tumbuhan golongan tumbuhan perlu digolong-golongkan dengan cara tertentu, lazimnya dengan merujuk pada taksonomi binatang. Situs Tree of Life Project menggolongkan organisme golongan binatang secara filogenetik sebagai berikut:
    Golongan Bilateria mencakup seluruh organisme golongan binatang yang berpotensi menjadi organisme pengganggu tumbuhan. Golongan yang sangat umum tersebut dibagi lebih lanjut menjadi golongan-golongan yang lebih kecil, yaitu mamalia atau binatang menyusui, aves atau burung, moluska, artropoda, araknida, dan nematoda. Berikut ini akan diulas secara ringkas setiap golongan binatang tersebut. Pada saat membaca, pastikan Anda telah mengklik setiap tautan yang diberikan, sebelum melanjutkan. Jangan mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan golongan atau jenis binatang tertentu sebelum membaca uraian mengenai binatang tersebut pada tautan yang ada.
      Mamalia terdiri atas sejumlah ordo yang mempunyai anggota yang berpotensi sebagai hama, yaitu Chiroptera (kalong, kelelawar), Primata (kera, monyet), dan Rodentia (tikus, tupai, landak), Suidae (babi, babi hutan), Cervidae (rusa), dan Bovidae (sapi, kerbau, kambing). Ordo Chiroptera merupakan kalong pemakan buah. Spesies kalong yang suka menghisap cairan buah mangga, rambutan, pepaya, pisang, dan sebagainya selain juga nektar adalah kalong besar (Pteropus vampyrus (L., 1758)) dan kalong kecil (Pteropus hypomelanus Temminck, 1853). Ordo Primata terdiri atas beberapa famili dan famili yang mempunyai warga yang berpotensi sebagai hama adalah Cercopithecidae (misalnya kera ekor panjang Macaca fascicularis Raffles, 1821). Rodentia merupakan ordo yang paling berpotensi sebagai hama, contoh famili Sciuridae (misalnya bajing kelapa Callosciurus notatus (Boddaert, 1785), berbeda dengan tupai yang makanannya adalah serangga), Muridae (misalnya tikus sawah Rattus argentiventer (Robinson & Kloss, 1916) dan tikus hitam Rattus rattus (Linnaeus, 1758)), dan Hystricidae misalnya landak jawa Hystrix javanica (F. Cuvier, 1823)). Anggota ordo Suidae yang sangat berpotensi sebagai hama adalah babi hutan (Sus scrofa Linnaeus, 1758) yang biasa menyerang berbagai jenis tanaman pangan. Rusa (Rusa timorensis (de Blainville, 1822)) kadang-kadang dapat merusakan tanaman, sedangkan sapi bali, yaitu sapi turunan banteng termasuk juga sapi timor (Bos javanicus d'Alton, 1823, dan jenis sapi lainnya), kerbau (Bubalus bubalis (Linnaeus, 1758)), dan kambing (Capra aegagrus hircus (Linnaeus, 1758)) bisa menjadi hama yang sangat merusak bila dilepas.

      Aves yang berpotensi besar sebagai hama adalah warga famili Ploceidae. Hasil penelitian seorang mahasiswa Faperta Undana menunjukkan bahwa spesies yang sangat merusak tanaman padi di persawahan Oesao dan sekitarnya adalah Ploceus spp (burung manyar), burung gelatik (gelatik jawa Lonchura oryzivora (Linnaeus, 1758) dan gelatik timor Lonchura fuscata (Vieillot, 1817)), dan Lonchura spp. (emprit dan bondol). Jenis-jenis burung ini biasanya menyerang tanaman serealia secara berkelompok sehingga dapat menimbulkan kerusakan berat. Selain itu, juga terdapat spesies burung lainnya yang merusak jenis tanaman tertentu, misalnya jenis-jenis burung bengkok seperti parkit (Myiopsitta monachus (Boddaert, 1783)) yang merusak tanaman jagung dan sorgum.

      Moluska merupakan binatang bertubuh lunak yang tidak berkaki dan tubuhnya tidak dapat dibedakan menjadi kepala, dada, dan perut. Moluska bergerak dengan menggunakan struktur otot untuk memindahkan bagian kepala yang kemudian diikuti dengan bagian tubuh lainnya. Moluska hama terdiri atas keong bercangkang (snail) dan tidak bercangkang (slug) yang tergolong ordo Pulmonata dan sub-ordo Stylommatophora. Cangkang digunakan sebagai tempat menyembunyikan tubuh lunaknya bila terjadi gangguan. Keong berbiak dengan telur yang diletakkannya dalam jumlah besar pada celah-celah tanah, di bawah serasah, atau di tempat-tempat tersembunyi lainnya. Telur menetas sebagai larva akuatik atau semi-akuatik yang disebut trokofora (trochophore). Trokofora selanjutnya berkembang menjadi veliger yang pada keong bercangkang ditandai dengan mulai terbentuknya cangkang. Moluska berkembang menjadi hama terutama karena lingkungan pertanian kurang mendukung perkembangan musuh alami, terutama predator yang biasanya memangsa keong seperti burung pencari makan di permukaan tanah, mamalia tertentu, dan kumbang tanah (karabid). Moluska hama yang penting adalah bekicot (Achatina fulica (Férussac, 1821)) pada tanaman di darat dan siput murbai atau keong emas (Pomacea canaliculata (Lamarck, 1819)) pada tanaman di persawahan yang menimbulkan kerusakan meningkat pada musim hujan.

      Arthropoda (arthropods) merupakan filum hewan dengan tubuh dan kaki beruas-ruas. Bagian luar tubuh mengeras oleh lapisan kitin yang berdungsi sebagai rangka luar (eksoskeleton, exoskeleton). Ruang tubuh merupakan rongga darah (haemocoele) yang di dalamnya terdapat alat pencernaan berbentuk tabung. Pernapasan dengan menggunakan permukaan tubuh, insang, atau trakea. Mulut terdiri atas beberapa bagian (mouth parts) yang membentuk tipe yang sesuai dengan cara makan. Daur hidup (life cycle) terdiri atas fase atau instar yang masing-masing berlangsung dalam waktu tertentu. Filum Arthropoda terdiri atas sub-filum Trilobita, Chelicerata, dan Mandibulata dan setiap sub-filum terdiri atas sejumlah kelas. Kelas yang mempunyai anggota yang dapat berperan sebagai OPT adalah Arachnida (sub-filum Chelicherata) dan Hexapoda (yang mencakup serangga, protura, diplura, dan kolembola) dari sub-filum Mandibulata. Di antara ketiga kelas tersebut, Hexapoda merupakan kelas yang fase dewasanya mempunyai tiga pasang kaki beruas-ruas dan tubuhnya dapat dibedakan menjadi bagian kepala, dada, dan perut yang masing-masing membentuk ciri khusus serangga. Daur hidup serangga mengalami metamorfosis (metamorphosis), dibedakan menjadi metamorfosis tidak sempurna (hemimetabolik) yang terdiri atas fase telur, nimfa, imago dan metamorfosis sempurna (holometabolik) yang terdiri atas fase telur, larva, pupa, imago.

      Salah satu ordo dalam famili Aracnida yang mempunyai anggota potensial sebagai hama adalah Acarina (tungau), khususnya  famili Eriophyidae, Tetranichidae dan Tarsonemiidae. Eriopyidae merupakan tungau berbadan memanjang berwarna krem dengan dua pasang kaki dan dikenal sebagai tungau puru, tungau karat, atau tungau perunggu. Tetranichidae dan Tarsonemiidae berbadan lonjong atau bulat yang larvanya mempunyai tiga pasang sedangkan dewasanya mempunyai empat pasang kaki. Tungau Tetranichidae mempunyai tubuh berwarna merah dengan seta dorsal yang nyata, membentuk anyaman sutra ketika menyerang tanaman, sehingga dikenal sebagai tungau laba-laba merah (red spider mite, misalnya Tetranychus urticae C. L. Koch, 1836), sedangkan tungau Tarsonemiidae tidak mempunyai seta yang jelas, berwarna kuning, tidak membentuk anyaman sutra ketika menyerang tanaman, dan dikenal sebagai tungau kuning atau tungau bulat. Tungau mempunyai alat mulut pencucuk-penghisap (piercing-sucking mouth part) untuk mengambil cairan sel tanaman yang diserangnya. Secara umum, serangan tungau menimbulkan gejala pemutihan daun yang kemudian menguning dan gugur. Spesies tungau eriopyid tertentu menimbulkan gejala hipertropi  (hypertrophy) berupa pembengkakan jaringan tanaman secara lokal yang disertai dengan pertumbuhan tunas berlebihan sehingga menimbulkan gejala sapu (witches brooms). Tungau ada yang bersifat monofagus atau polifagus. Beberapa tungau polifagus adalah tungau puru (misalnya Panonychus ulmi (Koch, 1836)) dan tungau karat (Phyllocoptruta spp., misalnya tungau karat jeruk Phyllocoptruta oleivora), sedangkan tungau monofagus adalah tunagu berbintik dua dan tungau kuning teh (Hemitarsonemus spp.).

      Kelas insekta terdiri atas banyak ordo dan ordo-ordo yang berpotensi penting sebagai hama tumbuhan meliputi ordo dengan ciri-ciri sebagai berikut:
      • Orthoptera. Ukuran tubuh sedang sampai besar, fase dewasa bersayap atau tidak bersayap. Yang bersayap mempunyai dua pasang sayap, sayap depan panjang menyempit, menebal, banyak vena, seperti kertas perkamen, sayap belakang berupa membran, melebar, dan juga mempunyai banyak vena. Alat mulut penggigit-pengunyah. Betina mempunyai ovipositor yang berkembang baik, jantan ada yang mempunyai alat penghasil suara. Metamorfosis bertipe tidak sempurna.
      • Isoptera. Fase dewasa ada yang bersayap dan ada pula yang tidak bersayap, sayap dua pasang berupa membran yang berbentuk dan berukuran sama antara sayap depan dan sayap belakang. Alat mulut penggigit-pengunyah. Merupakan serangga sosial yang terdiri atas kelas ratu, pejantan, pekerja (jantan dan betina steril), dan tentara (jantan dan betina steril dengan rahang yang kuat).
      • Thysanoptera. Tubuh berukuran kecil dan ramping  dengan antena pendek pada kepala. Fase dewasa ada yang bersayap atau tidak bersayap. Sayap berjumlah dua pasang, berumbai-rumbai dengan rambut yang panjang. Metamorfosis terdiri atas telur, nimfa, dan imago. Nimfa berwarna putih, kuning, atau merah pucat, dewasa berwarna gelap.
      • Hemiptera. Tubuh berbentuk pipih dengan ukuran sangat kecil sampai sedang. Fase dewasa ada yang bersayap atau tidak bersayap. Sayap terdiri atas bagian pangkal yang menebal dan bagian ujung yang berupa membran. Alat mulut merupakan tipe pencucuk-penghisap dan tidak mempunyai sersi (cerci). Metamorfosis terdiri atas telur, nimfa, dan imago.
      • Homoptera. Tubuh berukuran sangat kecil sampai besar. Fase dewasa ada yang bersayap dan ada yang tidak bersayap. Sayap berjumlah dua pasang yang seragam, sayap depan berupa membran yang agak transparan, sayap belakang berupa membran yang transparan, yang jika dalam keadaan istirahat tampak seperti susunan genting. Alat mulut bertipe pencucuk-penghisap dan tanpa sersi. Metamorfosis terdiri atas telur, nimfa, dan imago.
      • Coleoptera. Ukuran tubuh kecil sampai besar. Sayap depan keras, tebal, dan menanduk, tanpa vena, dan berfungsi sebagai pelindung. Sayap belakang berupa membran yang melipat ketika sedang istirahat. Larva dan dewasa bertipe alat mulut penggigit-pengunyah atau ada yang mempunyai alat mulut seperti cucuk (rostrum) untuk penetrasi ke dalam jaringan tanaman. Larva tidak mempunyai kaki abdominal, tetapi umumnya mempunyai tiga pasang kaki toraksal. Metamorfosis terdiri atas fase telur, larva, pupa, dan imago.
      • Lepidoptera. Tubuh berukuran kecil sampai besar, mempunyai dua pasang sayap yang permukaannya bersisik. Larva mempunyai alat mulut bertipe penggigit-pengunyah, sedangkan imago bertipe penghisap. Terdiri atas dua tipe, ngengat (moth) dengan sayap yang kurang menarik dan kupu-kupu (buterfly) dengan sayap yang menarik.
      • Diptera. Tubuh berukuran sangat kecil sampai sedang dengan sepasang sayap yang merupakan sayap depan. Sayap belakang mereduksi menjadi halter yang merupakan alat keseimbangan. Alat mulut bertipe penjilat atau pencucuk-penghisap. Larvanya berkepala kecil dan tidak berkaki, disebut set atau singgat (magot). Metamorfosis terdiri atas fase telur, larva, nimfa, dan imago.
      • Hymenoptera. Tubuh berukuran sangat kecil sampai besar. Sayap berjumlah dua pasang yang berupa selapot yang bervena sedikit (yang berukuran kecil hampir tanpa vena), sayap depan lebih besar daripada sayap belakang. Tipe alat mulut adalah penggigit-penghisap. Srangga betina mempunyai ovipositor yang berkembang baik.
      Serangga menyerang berbagai bagian tanaman, mulai dari akar, batang dan cabang, daun, bunga, buah, dan sampai biji dalam simpanan. Kerusakan yang ditimbulkan tergantung pada spesies serangga yang menyerang, padat populasi serangga, tingkat ketahanan tanaman atau bagian tanaman, dan keadaan lingkungan. Contoh serangga hama pada bagian-bagian tanaman sebagaimana disebutkan di atas adalah sebagai berikut:
      • Akar dan umbi. Kerusakan akar menimbulkan gejala layu, sedangkan kerusakan pada umbi dapat menimbulkan gejala busuk bila kerusakan sudah sedemikian parah. Kerusakan pada akar biasa disebabkan oleh kumbang dari famili Scarabidae (skarabid) yang menyerang akar serabut serta ngengat famili Cossidae (kosid) dan famili Hepialidae (hepialid) yang menyerang akar berkayu. Contoh serangga hama  umbi adalah Cylas formicarius (Fabricus, 1798) yang menyerang umbi ubi jalar.
      • Batang dan cabang. Serangga merusakkan batang dan cabang dengan cara memotong, menggerek, menggorok, menghisap cairan, atau membentuk puru. Batang tanaman muda biasa dipotong oleh ulat tanah Spodoptera litura Fabricus, 1775. Batang tanaman berkayu sering digerek hanya pada bagian kulit atau sampai ke bagian kayunya. Pada tanaman famili Poaceae, penggerek masuk dan merusak bagian dalam batang seperti yang dilakukan oleh penggerek padi yang terdiri atas Chilo suppresasalis Walker, 1863 (penggerek-padi bergaris), Chilo polychrysus (Meyrick, 1932) (penggerek-padi kepala-hitam), Scirpophaga innotata Walker, 1863 (penggerek-padi putih), Scirpophaga incertulas Walker, 1863 (penggerek-padi kuning), dan Sesamia inferens Walker, 1856 (penggerek-padi merah-jambu). Penggerek padi menimbulkan gejala sundep bila menyerang tanaman sebelum membentuk malai dan beluk bila menyerang tanaman setelah membentuk malai.
      • Daun dan tunas. Berbagai spesies serangga menjadi hama dengan menimbulkan kerusakan pada daun dan tunas. Kerusakan terjadi dengan cara menggerek, menggorok, menghisap cairan, atau membentuk puru. Contoh hama penggerek daun adalah belalang kembara Locusta migratoria manilensis (Meyen, 1835), penghisap daun adalah Aspidiotus destructor Signoret, 1969, pada daun kelapa, dan penghisap pucuk adalah kutu loncat lamtoro (Heteropsylla cubana Crawford, 1914). Wereng merupakan hama penting tanaman padi yang menyerang dengan menghisap daun (leafhopper) atau menghisap batang (planthopper). Wereng yang merupakan penghisap daun adalah wereng hijau (Nephotettix virescens (Distant, 1908)) dan wereng zigzag (Recilia dorsalis Motschulsky, 1859), sedangkan yang merupakan penghisap batang muda adalah wereng coklat (Nilaparvata lugens Stal, 1854), wereng punggung putih (Sogatella furcifera (Horváth, 1899) ), wereng kecil cokelat (Laodelphax striatellus (Fallén, 1826)), dan wereng padi (Sogatodes oryzicola ).
      • Bunga dan buah. Serangga hama menimbulkan kerusakan pada bunga dengan cara menggerek, sedangkan pada buah dengan cara menggerek, menggorok, menghisap cairan, dan membentuk puru. Contoh serangga hama penggerek buah adalah penggerek buah tomat (Chrysodeixis chalcites Esper, 1789 dan Helicoverpa armigera (Hübner, 1809)) dan buah mangga (Cryptorrhynchus spp.).
      • Biji. Biji diserang hama sejak masih sebelum panen maupun setelah dalam simpanan. Serangga hama merusak biji dengan cara menghisap atau menggigit. Walang sangit (Leptocorisa oratorius (Fabricius, 1794)) menghisap cairan biji padi pada fase masak susu, bubuk beras (Sitophilus oryzae (Linnaeus, 1763)) merusak beras dan tepung dalam simpanan, dan bubuk biji jagung (Sitophilus zeamais Motschulsky, 1855 ) merudak biji jagung di lapangan maupun setelah dalam simpanan.
      Nematoda merupakan jenis cacing tidak bersekat yang merupakan anggota filum Aschelminthes. Nematoda tumbuhan berukuran relatif kecil (0,3-4,0 mm panjang x 0,01-0,5 mm lebar) sehingga sulit dapat dilihat dengan mata telanjang. Tubuh nematoda tumbuhan berbentuk silindris yang simetris secara bilateral, kecuali tubuh betina genus tertentu yang berbentuk bulat. Nematoda berbiak secara seksual, tetapi beberapa genus ada yang bersifat hermaproditik atau partenogenetik. Nematoda tumbuhan mempunyai stilet yang digunakan untuk mencucuk sel tanaman, kecuali nematoda bengkak akar yang mempunyai gigi melengkung. Daur hidup nematoda terdiri atas telur, larva, dan dewasa. Fase larva terdiri atas empat instar yang ditandai dengan pergantian kulit. Karena caranya menyerang tanaman dan gejala yang ditimbulkannya, nematoda juga dianggap sebagai patogen meskipun sebagai binatang nematoda merupakan hama dalam arti sempit.
      Nematoda tumbuhan terdapat dalam sub-kelas Secernentea dan Adenophorea. Dalam sub-kelas Secernentea, nematoda tumbuhan terdapat dalam ordo Tylenchida, sedangkan dalam sub-kelas Adenophorea terdapat dalam ordo Dorylaimida. Tiap ordo terdiri atas beberapa famili yang mempunyai anggota sebagai hama tumbuhan. Berdasarkan cara menyerangnya dan bagian tanaman yang diserang, nematoda tumbuhan dipilahkan menjadi:
      Organisme pengganggu tumbuhan begitu beraneka ragam. Setiap jenis tanaman menghadapi bukan hanya satu jenis organisme pengganggu tumbuhan golongan binatang, melainkan banyak. Demikian juga dengan satu jenis organisme pengganggu tumbuhan golongan binatang, bukan hanya menyerang satu jenis tanaman, tetapi dapat menyerang banyak jenis tanaman. Oleh karena itu, mahasiswa yang mengambil matakuliah Dasar-dasar Perlindungan Tanaman perlu mempelajari organisme pengganggu tumbuhan golongan ini secara serius. Tanpa bisa mengenali organisme pengganggu tumbuhan golongan binatang maka organisme tersebut sulit dapat dikendalikan. Untuk mengenali OPT golongan binatang, perlu dilakukan pemeriksaan kerusakan tanaman di lapangan, penangkapan OPT dan pemeriksaan di laboratorium, dan identifikasi OPT. Tugas inilah yang dilakukan oleh para ahli dan peneliti hama tumbuhan, baik di lapangan maupun di laboratorium. Tugas yang sama juga akan dilakukan oleh mahasiswa yang nantinya menyusun skripsi mengenai OPT golongan binatang. Setelah diperoleh data yang diperlukan, identifikasi dilakukan dengan menggunakan kunci identifikasi tertentu. Dahulu kunci identifikasi tersedia hanya dalam bentuk tercetak, kini tersedia dalam bentuk digital yang dapat diakses melalui halaman web maupun dipasang sebagai aplikasi pada komputer maupun ponsel. ID Tools menyediakan kunci identifikasi digital untuk sejumlah OPT golongan binatang, antara lain kunci identifikasi kumbang hispine seluruh dunia. Identifikasi dilakukan untuk memastikan nama ilmiah OPT golongan binatang sehingga pengendalian penyakit dapat dilakukan secara tepat sasaran. Klik halaman Identifikasi OPT untuk memperoleh informasi lebih rinci.

      Tugas
      Silahkan klik tautan salah satu organisme pengganggu tumbuhan golongan serangga atau nematoda, baca dengan teliti uraian yang disediakan, dan kemudian kerjakan:
      1. Periksa nama ilmiah organisme tersebut pada situs GBIF Data Portal dengan cara menyalin nama ilmiah yang dipilih dan kemudian menempelkannya dalam kotak pemeriksaan yang tersedia. Berdasarkan atas hasil yang diperoleh, sebutkan nama ilmiah yang benar, nama sinonim, dan klasifikasi organisme tersebut.
      2. Sebutkan jenis tanaman yang menjadi inang organisme tersebut.
      3. Sebutkan sebaran geografik organisme tersebut.
      4. Tulisan deskripsi mengenai ciri-ciri organisme tersebut.
      5. Jelaskan arti penting organisme tersebut sebagai organisme pengganggu tumbuhan.
      Tidak diperkenankan mengerjakan jenis organisme yang sama dengan yang dikerjakan oleh teman. Kerjakan tugas dengan mengetik menggunakan program aplikasi Word dan simpan file dengan nama file: tugas1_namadepannamabelakang, dengan ketentuan nama depan dan nama belakang adalah nama depan dan nama belakang mahasiswa yang bersangkutan. Setelah selesai, masukkan tugas dengan cara menggeser dan melepas file (drag and drop) ke dalam kotak di bawah ini. Tugas dimasukkan selambat-lambatnya pada 10 Maret 2016. Kerjakan tugas dengan benar karena akan dikeluarkan sebagai pertanyaan ujian tengah semester. Klik halaman Hubungi Kami untuk bila mengalami kesulitan.


      Disunting terakhir pada 3 Maret 2016

      Harap membaca tulisan ini dengan seksama sampai benar-benar mengerti. Silahkan mengklik tautan (link) yang disediakan untuk memperoleh uraian lebih rinci. Bila sudah mengerti sampaikan komentar dan bila masih ada yang perlu ditanyakan, sampaikan sampaikan pertanyaan yang berkaitan dengan topik tulisan ini. Pertanyaan mengenai hal di luar topik tulisan ini tidak akan dijawab. Silahkan ketik komentar dan pertanyaan dalam satu alinea tidak lebih dari 100 kata. Komentar harus sudah masuk selambat-lambatnya pada 6 Maret 2016.

      Ujian akan dilaksanakan secara dalam jaringan (online) pada 8 April 2016 mulai pada pukul 13.00 sampai pada pukul 22.00 WITA. Soal ujian akan ditayangkan sebagai tayangan blog selama jam ujian tersebut.

      No comments

      Post Top Ad