Cara Menanam Kentang Yang Baik Di Daerah Pegunungan
Bicara soal kentang saya jadi ingat snack kepuruk kentang chitathos, waktu kecil saya doyang sekali beli snack chitatos, meski harganya lebih mahal dibanding snack anak kampong biasanya, maklumlah dikampung snack yang paling favorit itu adalah ubi bakar, dan sewaktu kecil tidak pernah terpikirkan oleh saya kalau kentan itu kebanyakan tumbuhnya di daerah pegunungan yang dingin dan sejuk.
Karena memang kentang tumbuh subur didaerah yang beriklim dingin, jika ditanam diaerah yang suhu udaranya tinggi bisa menyebabkan tanaman tidak dapat membentuk umbi, ketinggian daerah yang baik untuk pertumbuhan kentang adalah kisaran 1000 – 2000 meter dari permukaan laut, dengan suhu 14 – 22 derajat celcius, dan kentang akan tumbuh dengan baik jika curah hujan berada pada 1000 – 15000 mm, bila hujan terlalu tinggi maka bisa-bisa kentang mengalami kebusukan pada umbinya.
Didalam disiplin ilmu botani kentang (Solanum tuberosum L.) termasuk tanaman berkeping dua (dikotil) dari keluarga Solanaceae, tanaman ini bisa dikembang biakan dengan cara vegetative melalui umbi.
Orang-orang di zaman colonial tepatnya pada abad ke – 18 mereka melakukan budidaya kentang ini di daerah cibodas, lembang, pangalengan dan tengger, lalu lama kelamaan usaha budidaya kentang ini menyebar sampai ke wilayah sumatera yakninya di dataran tinggi sungai penuh - kerinci, hingga kini budidaya kentang sudah dilakukan di banyak tempat di Indonesia, selain itu prospek nilai jual kentang juga cukup tinggi.
Untuk melakukan penanam kentang ada beberapa tahapan yang perlu kita lakukan, tahapan tersebut seperti yang kita bahas dibawah ini.
Mempersiapkan bibit kentang
Sebelum melakukan penanaman umbi kentang sebaiknya disimpan terlebih dahulu selama lebih kurang tiga bulan, tujuannya adalah untuk mengetahui umbi kentang sudah mampu bertunas dengan baik, halo ini disebabkan karena umbi kentang memiliki masa dormasi, kemudian umbi yang sudah bertunas dilakukan seleksi pemangkasan.
Jika tunas memiliki panjang lebih dari 2 cm sebaiknya dibuang saja, karena tunas yang panjang juga tidak baik untuk dibudidayakan secara komersil, dan berat umbi yang baik untuk bibit berkisar antara 30 - 50 gram perbuah.
Pengolahan tanah untuk budidaya kentang
Memperhatikan kondisi tanah sebelum dilakukan penanaman sangat penting, bagaimana kondisi tanah yang akan ditanami kentang tersebut, apakah kondisi tanah gembur atau padat, jika tanahnya padat maka perlu dilakukan pengolahan tanah dengan membajak, dan jarak kedalamannya lebih kurang 30 cm.
Setelah dilakukan pembajakan tanah, diamkan selama 2 – 3 hari, pada hari kedua atau ketiga setelah itu dilakukan penggaruan sedalam lebih kurang 5 cm, kemudian diamkan tanah tersebut selama satu minggu, jika kondisi tanah juragan gembur tidak usah dilakukan pembajakan cukup lakukan penggaruan saja, setelah itu diamkan selama satu minggu, hal ini sebenarnya bertujuan untuk memperbaiki aerasi tanah.
Kentang merupakan tanaman yang manja dan sensitive, oleh karena itu perlu pula diperhatikan kondisi kelembapan tanah, keadaan tanahnya tidak boleh terlalu basah dan tidak pula boleh terlalu kering, [disini letak rahasianya, terkadang petani tidak terlalu memperhatikan kelembapan tanah areal pertanaman kentang], bila tanahnya terlalu basa siapkan parit sebagai irigasinya, jika terlalu kering tanahnya maka rajinlah melakukan penyiraman.
Ketika satu minggu masa penantian tanah selesai, kemudian tanah diratakan dan dibuat garitan selebar lebih kurang 80 cm dengan ketinggian 5 cm, lalu kemudian berikan pupuk.
Penanaman kentang
Untuk menanam kentang tidak terlalu susah, umbi kentang yang telah dipangkas diletakkan dalam garitan, lalu buat jarak tanam sekitar 20 – 30 cm, setelah umbi diletakkan timbun dengan tanah sehingga terbentuk seperti gundukan setinggi 10 – 15 cm, biarkan bagian kiri dan kanannya embentuk parit untuk drainase.
Cara pemupukan tanaman kentang
Pupuk yang sebaiknya digunakan untuk tanaman kentang adalah pupuk kandang, atau boleh juga dibuat lubang tempat pemberian pupuk, hal ini gunanya untuk mengantisipasi tergerusnya pupuk, pemberian pupuk kandang sebaiknya 20 – 50 ton per hektar, ini tergantung pula dari tingkat kesuburan tanahnya, selain pupuk kandang bisa juga ditambahkan NPK sebanyak 350 kg per hektar, NPK ini cukup disebar atau dimasukkan kedalam lubang-lubang yang sudah disediakan dekat umbi kentang yang ditanam.
Cara memelihara tanaman kentang
Karena kentang merupakan tanaman yang manja dan sensitive, maka pemeliharaan kentang dilakukan dengan beberapa kegiatan.
1. Penyiraman (jika tanah padat dan kering)
Untuk daerah yang lembab dan sering turun hujan, penyiraman tidaklah terlalu penting, namun jika keadaan tanah terlihar kering barulah penyiraman dilakukan, tapi wajib diperhatikan kondisi tanahnya, jangan pula anda menyiramnya terlalu basah apalagi sampai tergenag airnya.
2. Mengendalikan gulma
Perhatikan gulma yang tumbuh, biasanya setelah satu bulan penanaman gulma mulai terlihat, jika demikian bersihkan dengan sabit, kemudian penyiangan gulma berikutnya dilakukan setelah umur tanaman dua bulan.
3. Mengendalikan hama dan penyakit.
Pengendalian hama dan penyakit merupakan hal yang sangat penting dalam budidaya kentang. Produktifitas tanaman kentang sangat dipengaruhi oleh kondisi kesehatan tanaman. Penyemprotan fungisida maupun insektisida dimulai sejak tanaman berumur 10 hari. Interval penyemprotan dilakukan dua kali seminggu, atau tergantung dari gejala kerusakan yang terlihat.
Obat-obatan yang diberikan berupa fungisida (dithane dan vondozeb) dan insektisida (hostathion). Konsentrasi yang dianjurkan sesuai dengan petunjuk penggunaan pada label. Selain dengan penyemprotan, pengendalian hama dan penyakit bisa dilakukan juga dengan rotasi tanaman. Lakukan pergiliran tanaman dengan tanaman kacang-kacangan atau palawija. Waktu rotasi tanaman diperlukan sekurang-kurangnya 2-3 tahun, baru lahan bisa ditanamai tanaman kentang lagi.
Jenis-jenis hama dan penyakit yang biasa ditemukan dalam budidaya kentang di Indonesia antara lain:
· Busuk daun (Phytophthora infestans)
· Penyakit layu bakteri (Pseudomonas Solanacearum)
· Bercak lunak (Altenaria Solani)
· Penyakit layu fusarium (Fusarium Oxysporum)
· Virus gulung daun (PLRV)
· Root knot nematodes (Meloidogyne Spp.)
· Ulat gulung (Phthorimae Operculella)
· Pekung (Rhizoctonia Solani)
· Virus (Virus X, Virus Y, Virus S)
· Oteng-oteng (Epilachna Puntata)
· Ulat tanah (Agrotis Ipsilon)
· Kutu daun hijau (Myzus Persicae dan Aphis Nasturtii)
· Orong-orong (Cryllotalpa Sp.)
Masa Panen kentang
Umur tanaman kentang sampai siap panen bergantung pada jenis kentang, tinggi lahan dan musim, umumnya satu siklus budidaya kentang sampai umbi siap dipanen antara 80-120 hari.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika panen kentang.
* Jangan panen kentang terlalu dini atau terlalu tua.
Panen yang terlalu dini, membuat kualitas kentang rendah karena pembentukan karbohidrat dalam umbi masih belum optimum. Sedangkan pemanenan yang terlalu tua meningkatkan resiko umbi kentang terserang penyakit dan rusak.
Untuk memastikan kesiapan panen kentang, lakukan uji coba yakni dengan menggali umbi kentang secara acak, pengambilan contoh harus dilakukan secara merata sehingga mewakili lokasi tanam.
Umbi yang sudah diambil dilihat tingkat kematangannya, atau, bila kita sudah terampil bisa pula dengan cara memperhatikan bentuk dan warna daun kentang, tanaman yang siap panen, warna hijau daunnya mulai pudar dan terlihat kering.
(Ilustrasi : penyakit karat daun) |
Proses panen bisa dilakukan dengan garpu, dalam hal ini harus diperhatikan benar jangan sampai garpu melukai bagian umbi. Apabila takut umbi rusak terkena sosokan garpu, pemanenan bisa dilakukan dengan kored, atau cangkul tangan, dengan alat ini resiko kerusakan lebih kecil, namun kekurangannya proses panen bisa jadi lebih lama, setelah umbi digali, biarkan beberapa saat atau jemur untuk beberapa saat, sehingga lapisan tanah yang menyelimuti umbi mudah dibersihkan, kemudian kemas umbi kentang kedalam karung atau keranjang.
Demikianlah cara menanam kentang di daerah pegununan nan seger, sampai jumpa di artikel lainnya.
Salam …
No comments