Ingin Hasil Panen Padi Memuaskan? Ini Cara Budidaya nya
Semua petani pasti menginginkan hasil panen padi yang memuaskan. Berbagai usaha telah banyak dilakukan oleh petani, mulai dari penggunaan varietas yang unggul, pupuk anorganik yang selalu ditambah dan juga penyemprotan pestisida dilahannya,, yang kadang-kadang, walaupun tidak ada hama atau hama hanya sedikit saja, petani tetap menyemprot pestisida pada tanaman padinya. Hal tersebut saya jumpai ketika bertemu dengan petani dan tanya-tanya sedikit pada petani tersebut, mereka biasanya melakukan penyemprotan tanaman dengan pestisida walaupun sebenarnya keberadaan hama belum membahayakan. Dengan cara-cara tersebut walaupun mungkin ada peningkatan hasil panen, namun tidak sebanding dengan biaya yang telah dikeluarkan oleh petani.
Pada kesempatan kali ini, agritani akan membagi pengalaman bagaimana cara agar hasil panen padi yang kita budidayakan dapat memberikan hasil panen yang memuaskan. Berikut cara-caranya:
1. Kondisi lahan/sawah
Maksudnya buat kondisi lahan agar sehat dan subur dengan cara mengembalikan jerami ke sawah, akan sangat lebih baik jika sebelum dikembalikan ke sawah, jerami diolah dahulu menjadi pupuk kompos ataupun bokashi. Kemudian gunakan pupuk organik yang cukup dan pupuk anorganik yang tidak berlebihan alias seperlunya saja. Misalnya untuk mengetahui keperluan pupuk urea (N) dapat digunakan Bagan Warna Daun (BWD). Selain itu untuk membuat lahan menjadi sehat dan subur, hindari penggunaan obat-obatan kimia.
2. Menggunakan pupuk organik.
Pupuk organik di sini bermacam-macam jenisnya, bisa beli dipasaran namun akan lebih baik jika pupuk organik ini buatan sendiri. Fungsi pupuk organik adalah untuk memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Dengan memberikan pupuk organik juga berarti memberikan makanan bagi mikoorganisme di dalam tanah, sehingga semakin lama jumlah mikroorganisme akan semakin banyak, penguraian dan penyerapan unsure hara sebagai makanan bagi tanaman dapat optimal.
Aplikasi di lapangan pupuk kompos atau bokashi tsb disebar ke permukaan sawah. Kemudian buat larutan 5 liter PGPR + 5 liter EM4 + pupuk hayati cair (bisa beli di pasaran seperti Bio Extrim, Biosugih, Superfarm dll) ditambahkan 200 liter air. Selanjutnya disemprotkan ke permukaan sawah. Setelah itu, baru tanah disingkal. Setelah selesai, dibiarkan selama 7 hari agar mikroorganisme yang jumlahnya milyaran tsb bekerja dengan maksimal.
Setelah 7 hari, baru sawah dibajak. Hasilnya kompos jerami tsb sudah hancur . Setelah itu dibiarkan selama 7 hari pula. Sawah pun siap ditanami,,,
3. Penggunaan Mikro Organisme Lokal
Gunakan MOL (mikro organism local) sepuluh hari sekali, dengan masing-masing mol yang berbeda karena masing-masing bahan mol juga mempunyai mikroorganisme yang bermanfaat bagi tanaman dan mengandung hormon pertumbuhan yang berbeda-beda seperti auksin dan giberelin. .
Umur 10 HST semprot dengan mol daun gamal
Umur 20 HST semprot dengan mol Rebung bambu
Umur 30 HST semprot dengan mol bonggol pisang
Umur 40 HST semprot dengan mol buah maja
Umur 50 HST semprot dengan mol pisang
Umur 60 hari semprot dengan mol cengkir
4. Penggunaan pestisida nabati dan Agensia Hayati
Penggunaan agen hayati diyakini memiliki kelebihan karena sesuai dengan prinsip keseimbangan ekosistem. Memanfaatkan musuh alami dari hama dan penyakit pengganggu tanaman pertanian. Sebagai contoh pengalaman sendiri dalam pengendalian penyakit kresek pada tanaman padi saya menggunakan corynebacterium. Agen hayati lain misalnya untuk mengendalikan wereng coklat dan walang sangit dapat digunakan agen hayati Beauveria bassiana.
5. Mengadopsi prinsip-prinsip SRI
Prinsip-prinsip SRI tersebut yaitu:
Penanaman bibit muda (7-10 hari setelah berkecambah)
Jarak penanaman yang lebar (minimal 25cm x 25 cm, 1 bibit per titik) atau dengan jajar legowo
Menghindari trauma pada bibit saat penanaman (penanaman maksimal 30 menit setelah bibit di ambil dari penyemaian)
Penanaman padi secara dangkal
Manajemen air (tanah dijaga terairi dengan baik, tidak terus menerus direndam dan penuh, hanya lembab)
Menjaga keseimbangan biologi tanah (penggunaan pupuk dan pestisida organik)
Dengan prinsip-prinsip SRI yang dipadu dengan penggunaan pupuk organic, mol, pupuk hayati dll maka insyaallah hasilnya akan memuaskan.
6. Pengaturan Jarak Tanam
Jarak tanam sangat berpengaruh terhadap jumlah populasi tanaman. Untuk mendapatkan jumlah tanaman yang banyak tetapi pertumbuhan tanaman tetap bagus pakailah jarak tanam system jajar legowo, bisa dengan model 2:1, 3:1 ataupun model 4:1. Agritani sendiri lebih cocok menggunakan jajar legowo 2:1 dengan jarak tanam (25 x 12,5) x 50 cm. Dengan model ini pertumbuhan tanaman tetap bagus dengan penambahan jumlah rumpun sekitar 30%. Jika mau menggunakan model lain ya silakan saja. Gunakanlah model jajar legowo yang cocok di daerah anda.
Dengan cara-cara tersebut Insyallah, hasil panen padi yang didapatkan akan memuaskan. Berdasarkan pengalaman penulis dengan salah satu petani, pada musim tanam yang lalu (MT II 2015) hasil yang didapatkan 12 ton GKP per hektar. Semoga tulisan ini dapat menambah referensi pembaca semua dan dapat bermanfaat khususnya bagi petani-petani di manapun berada.. aamiin.
No comments