Budidaya Lidah Buaya
Sumber gambar: Manfaatbagus.com |
Syarat Tumbuh
Iklim
Tanaman lidah buaya tahan terdapat segala unsur iklim, yaitu suhu, curah hujan, dan sinar matahari. Tanaman ini juga tahan kekeringan, dapat menyimpan air pada daunnya yang tebal, mulut daunnya tertutup rapat sehingga dapat mengurangi penguapan pada musim kering. Meskipun tanaman menghendaki ditanam di tempat terbuka, tetapi di dalam ruangan yang sinar mataharinya kurang pun dapat tumbuh dengan baik. Oleh karena itu, tanaman ini terdapat di mana-mana, mulai dari Eropa, Amerika, Afrika, dan Asia. Di daerah yang bersuhu antara 28°C-32°C, tanaman ini dapat tumbuh dengan baik.
Ketinggian tempat
Lidah buaya dapat tumbuh mulai dari daerah dataran rendah sampai daerah pegunungan. Daya adaptasinya tinggi sehingga tempat tumbuhnya menyebar di seluruh dunia, mulai daerah tropika sampai daerah subtropika. Di dataran tinggi tanaman ini dapat menghasilkan bunga.
Tanah
Tanah yang dikehendaki lidah buaya adalah tanah subur, kaya bahan organik, dan gembur. Kesuburan tanah pada lapisan olah sedalam 30 cm sangat diperlukan karena akarnya pendek. Apabila tanaman ditanam di daerah yang bertanah mineral maupun tanah organik, agar dapat tumbuh dengan baik diperlukan tambahan pupuk. Keasaman tanah yg ideal utk tanaman lidah buaya 5,5 – 6.
A. Penyediaan Bibit
Tanaman lidah buaya berbatang pendek dan tersembunyi dalam tanah. Pada bagian batang inilah muncul anakan yang bergerombol mengelilingi tanaman induk. Anakan ini dapat digunakan sebagai bibit dengan cara memisahkan induknya. Anakan yang layak dijadikan bibit berukuran kira-kira sebesar ibu jari, dengan panjang antara 10 cm – 20 cm. Tiap batang induk dapat menghasilkan 5 – 8 batang yang berada di sekeliling tanaman.
Apabila sudah muncul anakan sebesar ibu jari dapat segera dipotong untuk dipindahkan pada tempat khusus, berupa bedengan pesemaian maupun polybag. Pendederan (pembibitan) ini dilakukan sampai akar tanaman kuat untuk dipindahkan ke lapangan. Lama pendederan bisa mencapai 3 – 4 minggu.
B. Jarak Tanam
Tanaman lidah buaya tidak mempunyai tajuk yang rimbun, sehingga penanamannya dapat menggunakan jarak tanam yang rapat. Jarak tanam yang sering digunakan adalah jarak tanam baris tunggal, yang memudahkan pemeliharaan dan pemanenan.
Jarak tanam yang digunakan secara secara baris tunggal adalah 50 cm x 60 cm; 50 cm x 75 cm; atau 50 cm x 100 cm.
C. Penanaman
Tanaman lidah buaya dapat ditanam pada setiap musim, tetapi penanaman yang baik dapat dilakukan pada awal musim hujan atau akhir musim kemarau. Pada musim hujan kendalanya adalah tanaman lebih mudah terserang jamur, sedangkan pada musim kering tanaman terancam mati karena kekeringan. Saat penanaman sebaiknya dipilih pada pagi atau sore hari, saat sinar matahari tidak terlalu terik untuk mengurangi kelayuan.Apabila tidak ada hujan, tanaman baru harus disiram sampai tanaman kuat.
D. Pemeliharaan
Penyulaman
Selama dalam pemeliharaan apabila ada tanaman yang mati atau pertumbuhannya tidak baik harus segera diganti dengan tanaman baru. Agar tanaman baru tersebut dapat mengejar pertumbuhan tanaman lainnya maka penyulaman harus dilakukan 1 – 3 minggu setelah tanam. Bibit yang digunakan untuk menyulam berasal dari bibit pendederan yang sengaja ditinggalkan untuk penyuluman.
Selama dalam pemeliharaan apabila ada tanaman yang mati atau pertumbuhannya tidak baik harus segera diganti dengan tanaman baru. Agar tanaman baru tersebut dapat mengejar pertumbuhan tanaman lainnya maka penyulaman harus dilakukan 1 – 3 minggu setelah tanam. Bibit yang digunakan untuk menyulam berasal dari bibit pendederan yang sengaja ditinggalkan untuk penyuluman.
Pemupukan
Sebenarnya belum ada rekomendasi yang tepat untuk pemupukan tanaman lidah buaya. Namun dalam pertumbuhannya diperlukan unsur-unsur nitrogen dan kalium untuk pembentukan zat hijau daun, pertumbuhan vegetatif tanaman, dan pembentukan jaringan tanaman. Adapun pemupukan fosfat, diharapkan dapat merangsang pertumbuhan dan perkembangan akar.
Sebenarnya belum ada rekomendasi yang tepat untuk pemupukan tanaman lidah buaya. Namun dalam pertumbuhannya diperlukan unsur-unsur nitrogen dan kalium untuk pembentukan zat hijau daun, pertumbuhan vegetatif tanaman, dan pembentukan jaringan tanaman. Adapun pemupukan fosfat, diharapkan dapat merangsang pertumbuhan dan perkembangan akar.
Untuk memperbaiki struktur tanah, selain diberikan pupuk buatan juga perlu diberikan pupuk organik, seperti kompos dan pupuk kandang.
Pembumbunan
· Pada umur 3 bulan tanaman sudah mulai tumbuh subur. Untuk memperkokoh berdirinya tanaman, tanaman perlu dibumbun dengan cara menaikkan tanah di sekitarnya dan dipadatkan ke sekitar batang tanaman.
· Pembumbunan biasanya juga diiringi dengan kegiatan pengendalian gulma dan pemupukan susulan. Pada waktu pembumbunan ini sekaligus juga dilaksanakan penyobekan tanaman yang sudah menghasilkan anakan. Tanaman yang memiliki terlalu banyak anak pertumbuhannya akan terhambat. Di samping itu, penyobekan juga berguna untuk memperoleh anakan yang akan digunakan sebagai bibit.
Penyobekan
Pada umur 5 – 6 bulan tanaman sudah mulai mengeluarkan anakan dari batang yang terpendam dalam tanah. Bila akan dijadikan bibit, saat inilah kita mulai memisahkan anakan untuk kemudian dideder. Penyobekan atau pemisahaan anakan dari anakan induk ini dilakukan dengan hati-hati menggunakan pisau yang tajam.
Pada umur 5 – 6 bulan tanaman sudah mulai mengeluarkan anakan dari batang yang terpendam dalam tanah. Bila akan dijadikan bibit, saat inilah kita mulai memisahkan anakan untuk kemudian dideder. Penyobekan atau pemisahaan anakan dari anakan induk ini dilakukan dengan hati-hati menggunakan pisau yang tajam.
Pengendalian Gulma
· Tanaman lidah buaya tidak memiliki daun yang rimbun sehingga tanah di sekitar pertanaman terbuka. Hal ini mengundang banyak yang tumbuh secara liar. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengendalian gulma secara kontinu, yaitu pada saat gulma nasih kecil. Pengendaliaan gulma dapat dilakukan dengan cara mencabut secara manual dengan tangan, menggunakan alat cangkul atau koret, mendangir sambil membumbun, atau menggunakan bahan kimia herbisida.
· Beberapa jenis gulma yang merugikan adalah alang-alang (Imperata cylindrica) , rumput gerinting (Cynodon dactylon), rumput teki (Cyperus rotundus), krokot (Portuaca spp.), kangkung (Ipomorea sp.), dan lain-lain.
· Penggunaan pupuk kandang, terutama kotoran sapi, sering menjadi pembawa bibit rumput. Oleh karena itu, penggunaan pupuk kandang harus menggunakan pupuk yang sudah masak betul (sudah lapuk) sehingga bibit gulma yang ada sudah mati.
E. Pengendalian Hama dan Penyakit
Hama Ulat Pemakan daun
Kerusakan akibat serangan hama belum dilaporkan secara serius. Hama yang sering mengganggu adalah ulat penggerak daun pada tanaman muda. Pengendalian hama ulat ini dilakukan dengan menyemprotkan insektisida.
Kerusakan akibat serangan hama belum dilaporkan secara serius. Hama yang sering mengganggu adalah ulat penggerak daun pada tanaman muda. Pengendalian hama ulat ini dilakukan dengan menyemprotkan insektisida.
Hama Bekicot
Hama bekicot dan sejenis siput kecil merusak daun. Pengendaliaan hama bekicot dapat dilakukan secara manual. Hewan lunak ini cukup mudah ditangkap dan dibunuh atau
dikumpulkan untuk dijadikan pakan ayam atau itik. Atau dengan sanitasi lingkungan.
Hama bekicot dan sejenis siput kecil merusak daun. Pengendaliaan hama bekicot dapat dilakukan secara manual. Hewan lunak ini cukup mudah ditangkap dan dibunuh atau
dikumpulkan untuk dijadikan pakan ayam atau itik. Atau dengan sanitasi lingkungan.
Penyakit
· Penyakit yang sering menyerang tanaman lidah buaya adalah golongan jamur yang meyebabkan busuk pada pangkal batang, atau pangkal daun, seperti Fusarium Sp.
· Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan mengatur drainase tanah agar lancar, karena cendawan ini sangat menyukai lahan yang drainasenya jelek dan lembab.
· Pengendalian secara kimia dilakukan dengan penggunaan fungisida yang berbahan aktif dazomet, captafol atau benomyl, seperti Basamid G, Benlete atau Vapam dengan cara disemprotkan atau dicelupkan sebelum ditanam.
Panen
· Tanaman lidah buaya dimanfaatkan getah lendirnya atau gel daun yang telah mengental. Oleh karena itu, pemungutan hasil dilakukan setelah produksi gelnya tinggi.
· Hal ini ditandai dengan ukuran pelepah daun yang besar, ketebalan pelepah daun sudah maksimal, dan daun berwarna hijau tetapi tidak tua. Bila daun telah tua kandungan gelnya berkurang.
· Panen pertama dapat dilakukan setelah tanaman berumur 8 – 10 bulan, dan ketebalan daun kira-kira 40 cm – 50 cm, dengan berat 300 g – 600 g. Hal ini tergantung kepada kesuburan tanaman dan media penanamnya.
· Panen dapat dilakukan secara berkala 1 – 2 minggu sekali dengan cara memotong pangkal daun yang dimulai dari pelepah daun bagian bawah.
· Tiap pelepah dapat mencapai 300 g – 600 g berat basah, sedangkan populasi tanaman per ha dapat mencapai 40.000 – 60.000 tanaman. Dengan demikian, 1 ha tanah dapat menghasilkan 12 ton – 36 ton berat basah.
No comments